NEWS & PUBLICATION

Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si. “Peran Riset Dalam Membangun Ekonomi Yang Berkualitas”

11/05/2015 Uncategorized

Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si. “Peran Riset Dalam Membangun Ekonomi Yang Berkualitas”

Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia ke-11 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia

Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia ke-11 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia

Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia ke-11, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indoensia

 

Untuk menjelaskan apa itu definisi pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development), dibutuhkan pemahaman yang terintegrasi dalam sistem secara keseluruhan. Biasanya, dalam menjelaskan pembangunan yang berkelanjutan, kita hanya diarahakan untuk memperhatikan unsur-unsur ekologis, lingkungan dan ekosistem. Tetapi berdasarkan pengalaman empiris negara Indonesia maupun dengan menggunakan perbandingan dengan negara yang dianggap sebanding, maka ada beberapa komponen-komponen lain yang juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Selain komponen-komponen ekologis, lingkungan dan ekosistem, pilar ekonomi dan pembangunan sosial juga sangat penting untuk diperhatikan dalam memahami definisi pembangunan yang berkelanjutan, termasuk juga di dalamnya mencakup peran dunia pendidikan. Inilah yang disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia ke-11 sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indoensia, Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si, dalam kuliah umum di hari kedua Seminar Nasional Sains, Rekayasa dan Teknologi UPH, 7 Mei 2015, di gedung D 502 UPH.

 

Andrinof mengutarakan mengapa unsur ekonomi dinilai sangat penting dalam upaya memaksimalkan pembangunan berkelanjutan. Indonesia pernah mengalami ekonomi yang tidak berkualitas yaitu krisis ekonomi pada tahun 1997-1998. Pertumbuhan ekonomi tidak berjalan dengan baik karena tidak dikelola dengan baik. Ekonomi naik pesat dalam delapan tahun, kemajuannya tidak tertandingi dari tahun-tahun sebelumnya. Namun karena tidak dikelola dengan baik dengan sistem yang keropos, tidak berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak berbasiskan kekuatan kualitas sumber daya manusia, akibatnya krisis terjadi karena Indonesia mudah sekali digoncangkan oleh hal-hal lain seperti krisis global, krisis financial, krisis moneter, krisis politik dan lain-lain.

 

Menurut Andrinof, sebuah negara yang menginginkan pembangunan yang berkelanjutan harus menerapkan sistem ekonomi yang berkualitas. Ekonomi yang berkualitas yang dimaksud adalah sistem ekonomi yang digerakan dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana terdapat rekayasa, pengolahan, inovasi dan kreativitas di dalamnya. Hal ini sangat penting karena akan menghasilkan ekonomi yang tinggi sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat dilaksanakan.

 

Komponen lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembangunan sosial. Negara yang secara sosial masyarakatnya kohesif, biasanya dapat lebih menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan. Sebaliknya, negara yang rapuh, rentan dengan konflik, memiliki potensi disintegrasi, karena tingkat ketimpangan sosial-ekonomi tinggi, ras, rasa percaya antar kelompok/golongan sangat rendah, biasanya mengalami perkembangan yang tidak stabil, sehingga mengakibatkan kelumpuhan, gejolak naik dan turun serta tidak menghasilkan pertumbuhan kemakmuran bagi masyarakat.

 

?Negara Indonesia adalah negara dalam proses. Tidak tertinggal tetapi cukup tertinggal? ungkap Andrinof. Ia mengatakan, Indonesia pada awal tahun 70an memiliki posisi yang sama dengan sejumlah negara yang saat ini berada beberapa tingkat di atas Indonesia. Pergerakan grafik selama 40 tahun ini, banyak negara yang melangkah lebih cepat dari pada Indonesia, bahkan negara yang dulunya masih berada di bawah perlahan-lahan melampaui bahkan saat ini posisinya sudah berada di atas Indonesia.

 

Andrinof A. Chaniago menyampaikan bahwa pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud apabila produktivitas sebuah negara terus meningkat. Produktivitas datang dari ilmu pengetahuan dan teknologi, dari pengolahan bahan yang bernilai rendah menjadi bernilai tinggi dan dari rekayasa suatu fungsi menjadi fungsi yang lebih banyak. Ilmu pengetahuan dan teknologi tujuannya dapat meningkatkan produktivitas. Kemudian, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut disandingkan pula dengan budaya, filsafat dan agama, maka akan memiliki tujuan yang berbeda lagi. Produktivitas dan peradaban, hal inilah yang akan membawa pembangunan yang berkelanjutan.

 

Pembangunan 100 Science and Technology Park

Sebagai agenda pembangunan nasional, Andrinof menyampaikan program pembangunan 100 Science and Technology Park di berbagai daerah di Indonesia sebagai program lima tahun ke depan. Misinya adalah untuk menjadikan masyarakat di setiap tingkatan ?melek? dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berpartisipasi untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, diharapkan melalui Science and Technology Park ini dapat mengangkat kualitas ekonomi masyarakat. Di sinilah masyarakat pelaku dari yang sebelumnya hanya menanam, memetik dan menjual menjadi menanam, memetik, mengolah, mengemas dengan menarik dan memasarkan dengan canggih. Untuk mewujudkan hal tersebut, Ia juga memaparkan betapa perlunya integrasi dari seluruh pihak secara khusus para ahli, insinyur professional dan penguruan tinggi.

?Indonesia masih sangat kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang bernilai tinggi. Tetapi pemanfaatannya masih sangat rendah dan sebagian hanya dimanfaatkan oleh pihak luar yang tahu akan nilai bahan-bahan tersebut? ujar Andrinof. Ia berkata bahwa Indonesia harus lebih cermat mengolah bahan-bahan mentah menjadi produk yang bernilai tinggi. Ia mengutip dari Presiden Jokowi yang mengatakan ?kita harus berhenti menjual bahan mentah? dan menjaga agar SDA yang kita miliki tidak dikuras habis oleh puhak luar yang tidak memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

 

(ki-ka) Raymond Liu, Presiden UPH, Prof. Manlian, Dekan FaST dan Andrinof Chaniago pada saat press conference

 

Peran riset dalam menbangun ekonomi berkualitas

?Untuk menciptakan produk yang bernilai tinggi diperlukan peningkatan instensitas interaksi antara civitas akademisi dan praktisi. Sebagian ide datang dari buku pelajaran dan penjelasan dosen, tetapi sebagian lain datang dari fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Melalui hal inilah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terjadi dan akan menghasilkan ekonomi yang berkualitas. Jadi yang perlu dilakukan adalah, institusi pendidikan meningkatkan aktivitas research and development, pemerintah mendukung kegiatan research and development tersebut, menjadi penggerak dan katalisator bagi unit produksi, industri dan kawasan pertumbuhan ekonomi? tegas Andrinof. Jika bangsa ingin kuat dan mengejar ketertinggalan, maka aktivitas riset harus ditumbuh suburkan dan dibawa ke akitivitas terapan yang menghasilkan produk.

 

Menjadi produsen dan bukan hanya menjadi konsumen negara lain. Hal itulah yang ditekankan oleh Andrinof sebagi upaya yang utama untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Mengonsumsi dari negara lain, apalagi negara yang jauh, suatu saat dapat dibayangkan akan terjadi kelangkaan di daerah-daerah tertentu, menyebabkan inflasi menjadi tinggi dan dampaknya secara berantai bagi sebuah negara yang penduduknya terus bertambah setiap tahunnya kurang lebih 3 juta penduduk. Sebaliknya, Andrinof yakin jika masyarakat pelaku kegiatan ekonomi sederhana di Indonesia dibawa untuk menjadi pelaku kegiatan ekonomi yang menghasilkan nilai tambah pada produk, menyediakan kebutuhan-kebutuhan dengan harga yang terjangkau secara berkelanjutan, maka Indonesia akan menjadi negara yang memiliki ekonomi yang berkualitas.

 

Andrinof menyampaikan bahwa program 100 Science and Technology Park tidak akan terlaksana jika perguruan tinggi tidak terlibat. Beberapa syarat untuk kota yang akan membangun Science and Technology Park adalah mereka harus mengandeng perguruan tinggi. Akhirnya, Andrinof menyimpulkan bahwa untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan komponen-komponen tradisional seperti ekologi, lingkungan dan ekosistem, namun tidak kalah pentingnya adalah ekonomi yang berkualitas, pembangunan sosial dan peran dunia pendidikan.

 

Pemberian kenang-kenangan kepada Andrinof Chaniago oleh Presiden UPH, Raymond Liu

 

Seminar Nasional ini diikuti oleh sekitar 200 peserta, diantaranya juga terdapat pemakalah dari 26 universitas di Indonesia. Beberapa pertanyaan diajukan oleh peserta mengenai dana penelitian dan peran pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Kedua pertanyaan tersebut dijawab apik oleh Andrinof A. Chaniago. Masalah dana penelitian, memang Indonesia terbilang masih sangat minim dalam memberikan dana untuk penelitian, namun Andrinof juga menegaskan bahwa pemanfaatnya pun belum bisa dikatakan baik. Artinya dibutuhkan penelitian-penelitian yang berguna dan memberikan dampak yang signifikan bagi pembangunan berkelanjutan. Sementara untuk peran pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah adalah pemerintah pusat telah memberikan bantuan semaksimal mungkin, agar aktivitas yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah dapat meningkat. Namun terkadang di daerah masih banyak juga yang belum ?melek? dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dukungan tersebut belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh daerah.(fc)

 

UPH Media Relations