Mengapa manusia bisa merasa sedih dan bahkan menangis ketika mendengarkan lagu rohani?
![]() Suasana Sweet Talk saat membahas tema Musik dan Spritualitas
|
Mengapa manusia bisa merasa sedih dan bahkan menangis ketika mendengarkan lagu rohani? Apakah ada pengaruh antara musik dan spiritualitas? Apakah mungkin ada musik rohani dengan genre Rock & Roll atau dangdut? Pertanyaan ? pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan kontroversial yang banyak dipertanyakan oleh masyarakat pada umumnya.
Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, Fakultas Liberal Arts (FLA) Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali mengadakan acara SWEET Talk Caf? pada hari Kamis 19 Juli 2018 di Cafe SoD, pukul 14:00 – 15:00 untuk membahas topik: Musik dan Spiritualitas dengan narasumber yang dibawakan oleh dosen Fakultas Musik UPH, Antonius Priyanto, S.Ag., B.C.M, M.Mus dan Delicia Nugroho, S.Sn, M.Mus.
Delicia mengawali paparannya dari seputar musik pada awal peradaban manusia. Ia menjelaskan hubungan musik dengan dengan spiritualitas merupakan representasi hubungan antara manusia dan Tuhan. Hal ini didasarkan dengan penggunaan musik untuk menyembah Tuhan. Musik juga banyak digunakan untuk menyampaikan Firman Tuhan, karena mereka bekerja di dimensi yang sama yakni dimensi waktu dan suara, sehingga apabila bekerja sama akan mempunyai efek besar untuk spiritualitas manusia.
?Apabila kita menangis mendengarkan musik rohani, itu karena spiritualitas kita semakin dikembangkan, tetapi belum tentu itu akan meningkatkan religius iman kita kepada Tuhan. Musik mungkin bisa meningkatkan spiritualitas kita, tetapi belum tentu kita akan semakin religius akan Tuhan.? Ungkap Delicia.
Ia menambahkan salah satu alasan mengapa orang bisa menangis ketika menikmati musik rohani, adalah pertama kesiapan orang itu sendiri untuk bertemu Tuhan, sehingga musik yang sederhana saja bisa menyentuh hatinya. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah ketika seseorang menangis di gereja hanya karena terbawa emosinya sendiri.
?Bisa jadi sebenarnya ia tidak mempedulikan arti dari lagu tersebut dan hanya menangis karena lagunya sendu. Hal ini tidak baik karena kita juga harus menggunakan kognitif kita akan kebenaran Tuhan seimbang dengan emosi yang kita rasakan pada Tuhan. Sehingga tidak baik hanya sekedar emosi tanpa mengerti esensi dari musik tersebut,? jelasnya.
Untuk menjawab pertanyaan apakah mungkin ada musik rohani dengan genre Rock & Roll atau dangdut? Antonius Priyanto menjelaskan bahwa intinya Tuhan kita adalah Tuhan yang diversity sehingga kita tidak perlu terlalu menghakimi jenis musik apa yang harus dimainkan saat beribadah, akan tetapi kita juga sebagai manusia harus bijaksana untuk memilih jenis musik apa yang pantas untuk menyembah Tuhan. Tidak mungkin kita menyembah Tuhan dengan berteriak-teriak seperti sedang marah.
Pada acara tersebut Antonius Priyanto menampilkan sebuah video penampilan dari James MacMilan ?Veni, Veni Emmanuel? yang banyak digunakan di liturgi Katholik. Melalui video itu ia ingin menunjukan bahwa musik harus bisa dipahami oleh masyarakat luas dan mampu merefleksikan pengalaman manusia. Hal ini dikarenakan musik pada zaman ini, banyak yang tidak memiliki aturan dan seenaknya sendiri, sehingga tidak mempunyai arti dalam musik tersebut.
?Intinya semua manusia itu diberikan anugerah dari Tuhan untuk bisa menikmati musik, karena manusia memiliki jiwa. Jadi sangatlah wajar bahwa musik memiliki pengaruh terhadap spiritualitas manusia.? Ungkap Antonius Priyanto. (nl)
|
UPH Media Relations |