Pendidikan sebagai Pilar Sukses: Kisah Anthony Cottan, Alumni UPH dan Pemimpin Bisnis Apple Indonesia.

“Belajar adalah perjalanan yang tidak pernah berhenti. Jadi saya mendorong semua orang untuk terus menantang diri mereka sendiri dan menganggap tidak pernah tahu segalanya. Semakin banyak Anda mencari ilmu pengetahuan, dunia akan menjadi lebih baik,” kata Anthony Cottan, peraih gelar Doctor of Research in Management (DRM) dari Universitas Pelita Harapan (UPH) pada tahun 2023; yang kini berkarier sebagai Direktur di PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAP). 

Meskipun sudah memiliki segudang pengalaman dan karier yang mentereng, Anthony tetap menunjukkan semangat meningkatkan keterampilan melalui ilmu. Baginya, melanjutkan studi merupakan langkah penting untuk mendukung wawasan dan kompetensi dalam mengelola perusahaan yang dipimpinnya.  

“Momen paling berharga dalam pencapaian saya adalah bisa melanjutkan pendidikan. Menurut saya, ini tidaklah mudah. Ada pepatah dalam bahasa Inggris yang mengatakan, “You can’t teach an old dog new tricks.” (Anda tidak bisa mengajarkan trik baru pada anjing tua). Artinya seseorang yang sudah tua atau terlalu terbiasa dengan cara-cara tertentu, sulit untuk belajar atau berubah. Saya ingin menantangnya dan saya sangat beruntung bisa menjalani proses pembelajaran DRM (Doctor of Research in Management) ini. UPH telah menjadi universitas yang sempurna untuk melewati itu,” kata pria berusia 60 tahun ini.  

Anthony telah bergabung dengan PT MAP selama lebih dari 20 tahun, tepatnya sejak tahun 2001. Saat itu, Anthony menjabat sebagai Direktur Divisi Makanan dan Minuman MAP. PT MAP sendiri merupakan sebuah perusahaan yang mengoperasikan berbagai merek toko ritel maupun waralaba di Indonesia.  

Bergabungnya Anthony di PT MAP juga menjadi cikal bakal lahirnya Starbucks Coffee Indonesia yang didirikan pada tahun 2002. Di divisi ini, Anthony juga berperan untuk merekrut tim dan merancang strategi guna mempercepat pertumbuhan bisnis perusahaan. Dalam kurun waktu 15 tahun, Anthony pun berhasil memperluas ekspansi bisnis PT MAP dengan waralaba lainnya, seperti Burger King, Domino’s Pizza, Krispy Kreme Doughnuts, Cold Stone Ice Cream, dan PizzaExpress. 

Pada 2016, Anthony dipercaya sebagai Direktur Utama PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) yang juga merupakan anak usaha dari PT MAP. Selama menjabat, Anthony berhasil mengembangkan ekspansi portofolio bisnis MAPB hingga lebih dari 800 toko ritel, yang mencakup Godiva Chocolates, Paul Bakery, Genki Sushi, dan Subway. 

Sejak Februari 2024, Anthony ditunjuk sebagai Direktur PT MAP dan bertugas pada divisi teknologi, yakni memimpin bisnis Apple yang dikelola toko ritel Digimap. Sebagai direktur, Anthony berambisi untuk mengembangkan bisnis tersebut di Indonesia dan meraih pendapatan sebesar USD 1 miliar atau setara Rp16 triliun dalam kurun waktu dua tahun. 

“Saya tidak pernah membayangkan akan memimpin sebuah perusahaan teknologi pada usia 60 tahun. Terkadang, Anda harus bersiap menghadapi hal-hal yang tidak terduga, tetapi hal-hal baik selalu terjadi melalui hidupmu. Jadi, ini adalah mimpi yang tak pernah saya impikan, tetapi menjadi kenyataan,” ujar Anthony. 

Menjadi seorang pemimpin perusahaan tentu selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan. Hal ini turut dirasakan oleh Anthony saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia pada 2020 lalu. Kala itu, kondisi perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia turut terganggu. Namun, Anthony justru dapat melakukan terobosan saat masih menjabat sebagai Direktur Utama PT MAPB, yakni dengan menghadirkan gerai sandwich Subway Indonesia pada tahun 2021. Kini, jumlah gerai Subway di Indonesia telah berjumlah lebih dari 100 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. 

“Selama Covid-19 semua orang harus sangat tangguh secara mental dan bertahan, baik dalam bisnis maupun sisi kemanusiaan. Menurut saya, itu adalah masa persiapan yang sangat baik bagi semua orang untuk bisa menjadi jauh lebih baik,” ucapnya.  

Berbicara mengenai pengalaman pendidikannya, ia menilai UPH adalah universitas yang diakui secara profesional dan dikenal secara global. Hal itulah yang membuat Anthony tidak perlu berpikir panjang dalam memilih UPH sebagai tempat untuk menempuh studi. Selain itu, sistem pembelajaran Program Pascasarjana UPH yang fleksibel juga membantunya untuk tetap dapat belajar sekaligus menjalankan pekerjaan sehari-hari.   

“Dengan keterampilan, pengetahuan, dan kebijaksanaan yang saya miliki, saya ingin membagikannya kembali serta membantu generasi penerus untuk memiliki semangat yang sama terhadap pendidikan dan menjadi lebih sukses,” tutur Anthony. 

Kisah Anthony menunjukkan bahwa menjalani pendidikan tidak mengenal usia. Menuntut ilmu adalah investasi yang berharga sepanjang hidup, tanpa peduli berapa usia kita saat memulainya. Semangat untuk belajar dan berkembang adalah kunci menuju kehidupan yang lebih bermakna, serta membuka pintu ke masa depan yang lebih cerah.  

Cerita sukses alumni ini membuktikan bahwa pendidikan holistik dan transformasional di UPH mampu melahirkan lulusan yang takut akan Tuhan, kompeten, profesional, dan berdampak bagi bangsa Indonesia maupun secara global.