Dr. Juandy Jo: Dokter Peneliti yang Mengabdi sebagai Dosen Biologi untuk Memajukan Ilmu Biomedik.

“Ruang lingkup karier dan profesi tenaga kesehatan sangatlah tidak terbatas. Peluang ini terbuka luas bagi lulusan Program Studi (Prodi) Biologi, Fakultas Kedokteran, Farmasi, dan Fakultas Ilmu Kesehatan lainnya. Melalui apa yang saya kerjakan inilah, saya ingin menunjukkan bahwa lewat profesi di bidang ini banyak hal yang bisa kita kerjakan. Baik menjalani profesi kita, melakukan penelitian, bahkan berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan,” ungkap Dr.rer.nat.dr.Juandy Jo, M.Mol.Biol., seorang dosen program studi (Prodi) Biologi Universitas Pelita Harapan (UPH) dan Executive Director di Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN). 

Selain menjadi dosen, Juandy yang kini dipercaya sebagai Direktur MRIN memiliki fokus untuk mengintegrasikan MRIN dan UPH, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kedua institusi untuk semakin bersinergi. 

Bercerita tentang profesinya, Dr. Juandy mengungkapkan bahwa ini adalah hasil dari mimpinya sejak kecil. Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), menyembuhkan orang sakit sudah menjadi hal yang menarik baginya. Seiring berjalannya waktu, Dr. Juandy memutuskan untuk menempuh studi kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1997. Selain mempelajari cara mengobati pasien, ia semakin tertarik untuk memahami penyebab timbulnya penyakit dan efektivitas suatu obat dalam menyembuhkan pasien. Ketertarikan ini mendorongnya untuk menjadi seorang dokter peneliti. 

Dr. Juandy kemudian mempelajari ilmu biomedik dan berhasil meraih gelar Master of Molecular Biology dari University of Queensland di Brisbane, Australia, pada tahun 2004. Tidak cukup di situ, ia melanjutkan studi dan meraih gelar Doctor Rerum Naturalium (Doktor Ilmu Sains) dari Spemann Graduate School of Biology and Medicine, Albert-Ludwigs-Universität Freiburg di Jerman pada tahun 2007. Selama menempuh pendidikan doktor, Dr. Juandy meneliti respons sistem kekebalan tubuh pada pasien yang terinfeksi virus hepatitis C. 

Ia mengatakan, “Dari situ saya semakin yakin bahwa menjadi dokter tidak hanya berarti bekerja di klinik atau mengobati pasien setiap hari. Dokter juga bisa menjadi peneliti, terutama di bidang biomedik atau kesehatan.” 

Setelah menyelesaikan pendidikan S3, Dr. Juandy menjalani postdoctoral sebagai peneliti di Agency for Science, Technology and Research (A*STAR) di Singapura selama tiga tahun. Selama Postdoctoral, ia fokus meneliti respons sistem kekebalan tubuh pada pasien yang terinfeksi virus hepatitis B. Kemudian, ia terjun ke dunia industri riset yang juga berada di Singapura selama tujuh tahun, yakni Danone Nutricia Research. Saat di sana, Dr. Juandy fokus meneliti terkait reaksi alergi.  

Dari seluruh pengalamannya itu, Dr. Juandy kemudian berminat menjadi seorang dokter peneliti yang memiliki passion di bidang viral immunology – ilmu yang mempelajari respons imun manusia ketika terinfeksi oleh virus.  

“Memahami sistem kekebalan tubuh memungkinkan kita mengetahui cara melindungi diri agar tidak terinfeksi, misalnya melalui vaksinasi, serta mengembangkan pengobatan yang lebih efektif untuk pasien,” ucap Dr. Juandy. 

Setelah 10 tahun di Singapura, berbekal diskusi dengan beberapa rekannya terkait peluang karier di tanah air, salah satu juga dengan dosen Prodi Biologi UPH, yaitu Dr. Reinhard Pinontoan; Dr. Juandy akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 2020. 

“Ketika saya kembali ke Indonesia, pandemi Covid-19 baru muncul. Mungkin ini adalah bagian dari perjalanan saya, bahwa saya harus kembali pada saat Covid-19 mulai muncul, sehingga saya bisa terlibat dalam penelitian pasien-pasien Covid-19 di Indonesia. Saya melakukan penelitian ini bersama beberapa dosen dan dokter di Indonesia, dan saya merasa bahwa ilmu yang saya peroleh selama ini dari pendidikan S1, S2, S3, dan masa postdoctoral saya menjadi sangat berguna selama pandemi Covid-19,” ucap Dr. Juandy. 

Kiprahnya di bidang penelitian semakin diperkuat melalui kontribusinya sebagai Executive Director di MRIN sejak 2021. MRIN merupakan sebuah lembaga riset yang melakukan penelitian inovatif di bidang kanker. Sebagai Executive Director, Dr. Juandy memiliki tanggung jawab untuk mengelola manajemen dan operasional MRIN, dengan tujuan membantu para peneliti dalam menghasilkan penemuan-penemuan baru yang berpotensi dalam memerangi kanker. 

Saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19, MRIN juga menjadi pusat penelitian berstandar global yang memiliki fasilitas laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) dan BSL-2+, serta mesin-mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dapat memberikan informasi secara real time. Fasilitas dan peralatan canggih tersebut didedikasikan sepenuhnya untuk mendeteksi virus Covid-19 di Indonesia. 

Selain untuk memenuhi kebutuhan penelitian, hadirnya MRIN juga dapat membantu proses pembelajaran mahasiswa Prodi Biologi UPH lewat fasilitas-fasilitas laboratorium yang dimiliki. Sejak tahun 2008, MRIN kata Dr. Juandy, juga digunakan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UPH dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. 

“Jadi, ada sumbangsih besar dari MRIN untuk kegiatan pembelajaran mahasiswa. Contoh lainnya, Akreditasi Unggul UPH itu salah satu kontribusinya adalah berkat jumlah publikasi internasional dari rekan-rekan di MRIN bersama para dosen UPH, serta jumlah dana hibah internasional yang diperoleh untuk menunjang penelitian di MRIN. Saya percaya dua hal itu turut berkontribusi dalam meningkatkan reputasi UPH,” ujarnya. 

Tentang prospek karier, Dr. Juandy memandang bahwa bidang biologi maupun kesehatan lainnya memiliki peluang kerja yang luas di segala bentuk industri, mulai dari perusahaan farmasi, laboratorium bioteknologi, penelitian, forensik di kepolisian, dan masih banyak lagi. 

Ia berpesan, “Harapan saya ke calon-calon mahasiswa/i biologi adalah, ketika kalian lulus, carilah pekerjaan tidak hanya di Indonesia, melainkan juga carilah pengalaman di luar negeri. Ini juga menjadi tolok ukur apakah dengan ilmu yang sudah kalian miliki setelah berkuliah, kalian sudah mumpuni untuk bisa bersaing dengan lulusan-lulusan luar dan mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Jadi, peluang kerjanya banyak serta luas, dan jangan hanya melihat di Indonesia saja karena peluang kerjanya meluas hingga asia-pasifik bahkan di seluruh dunia.” 

Dedikasi dan komitmen Dr. Juandy Jo dalam mengajar dan meneliti menunjukkan bahwa UPH menghadirkan tenaga pengajar yang kompeten, inspirasi, dan berdampak dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegigihan Dr. Juandy Jo membuktikan bahwa dirinya memberikan kontribusi positif yang baik bagi perkembangan pendidikan Ilmu Biologi di negeri ini. UPH juga memastikan seluruh mahasiswa dapat bertransformasi melalui beragam kegiatan baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga mampu menjadi pemimpin yang siap menghadapi tantangan masa depan, menciptakan kemajuan, dan berdampak bagi bangsa Indonesia maupun secara global. 

Tentang Program Studi Biologi UPH 

Biologi UPH berfokus pada bidang medis dan industri. Beberapa penelitian dalam bidang medis antara lain mengenai agen fibrinolitik yang diperoleh dari mikroorganisme ataupun tanaman, karakterisasi bakteri asam laktat atau bakteri probiotik lainnya, dan senyawa antimikroba. Penelitian lainnya terkait bidang industri/lingkungan seperti dekolorisasi senyawa pewarna tekstil menggunakan mikroorganisme. Para mahasiswa akan diperlengkapi secara hard skills dan soft skills yang dapat mendukung mereka dalam memecahkan masalah di bidang bioteknologi. Melalui kemampuan tersebut, para mahasiswa akan mengintegrasikan teori dan praktik dalam berbagai bidang bioteknologi, dari yang dasar hingga yang lanjutan.