Faculty of AI UPH Siap Cetak Talenta Digital Berdaya Saing Global lewat Faculty of AI.

Kemajuan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), terus membuka peluang sekaligus menantang cara manusia beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini menjadi sorotan dalam diskusi yang diadakan oleh Faculty of Artificial Intelligence (FAI) Universitas Pelita Harapan (UPH) bersama para pakar pada acara peluncuran FAI UPH, 5 Maret 2025, di Plasa Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia. 

Dalam kesempatan ini Fabian Bodensteiner selaku Managing Director of World Foundation membawakan materi mengenai ‘Peluang dan Tantangan Menghadapi Perkembangan Teknologi Kecerdasan Buatan’. 

“Lima tahun lalu, sulit membayangkan bahwa AI akan memiliki pengaruh sebesar sekarang. Namun saat ini, kita semua dapat merasakan dampaknya di berbagai sektor. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah memastikan teknologi ini digunakan secara etis dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Fabian. 

Ia menekankan bahwa pesatnya perkembangan AI menuntut adanya sistem yang mampu membedakan interaksi manusia asli dengan akun-akun palsu yang berpotensi merusak ekosistem digital. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh World Foundation adalah membangun jaringan yang dapat memverifikasi identitas manusia tanpa mengumpulkan data pribadi secara berlebihan. Fabian juga optimistis terhadap potensi kolaborasi dengan pengembang aplikasi lokal dan mahasiswa di Indonesia dalam menghadirkan solusi inovatif berbasis AI. 

Secara virtual, Professor Ho Teck Hua, President of Nanyang Technological University (NTU) juga turut menyampaikan wawasan mendalam tentang transformasi yang dibawa AI dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam sesi bertajuk “Are You AI Ready?”, ia menekankan bahwa AI tidak hanya mengubah cara manusia bekerja, tetapi juga menciptakan peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya. 

“AI telah mengubah masa depan manusia. Dampaknya terlihat di berbagai sektor, mulai dari perbankan hingga layanan kesehatan. Di Singapura, misalnya, proses imigrasi kini tidak lagi memerlukan petugas bea cukai—cukup dengan pemindaian wajah, seseorang dapat melewati pemeriksaan dalam hitungan detik,” ujar Prof. Ho. 

Seiring dengan perubahan ini, peran universitas menjadi semakin krusial dalam menyiapkan lulusan yang siap menghadapi era AI. Prof. Ho mengapresiasi langkah UPH dalam menghadirkan Faculty of AI sebagai bentuk kesiapan dalam menyongsong masa depan. “Setiap mahasiswa kini harus memiliki pemahaman tentang teknologi AI. Melalui Faculty of AI, UPH telah mengambil langkah yang sangat tepat dalam mempersiapkan generasi AI-ready,” ungkapnya. 

Diskusi Ilmiah: Masa Depan AI dan Peran Pendidikan 

Setelah sesi pemaparan materi, acara berlanjut ke Diskusi Ilmiah yang menghadirkan tiga panelis terkemuka: Prof. Wang Bin dari Zhejiang University, serta Ma Yiming dan Prof. Liu Hantang dari MetaCarbon. Diskusi ini dipandu oleh Dr. Rizaldi Sistiabudi, BSc.Eng., M.S.E., selaku Dekan Faculty of AI UPH. 

Dalam sesi ini, Prof. Wang Bin menyoroti pesatnya perkembangan AI dan dampaknya terhadap dunia pendidikan. Dimulai dengan era deep learning pada 2010 yang memungkinkan mesin pencari mengenali dan menganalisis gambar dengan lebih akurat. Kemajuan ini terus berlanjut, dengan pertumbuhan teknologi Metaverse pada 2019-2021, hingga hadirnya AI generatif seperti ChatGPT yang mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi. 

Namun, perkembangan AI yang begitu cepat juga menuntut pendidikan untuk terus beradaptasi. Menurut Prof. Wang Bin, kurikulum dan metode pengajaran harus mengikuti dinamika industri AI agar mahasiswa memperoleh keterampilan yang relevan. Sebagai mitra Faculty of AI UPH, Zhejiang University telah merancang kurikulum berbasis practice-centered learning guna memastikan lulusan siap menghadapi tantangan di era AI. 

Sebagai penutup, Prof. Wang Bin mengapresiasi langkah UPH dalam mendirikan Faculty of AI sebagai bagian dari upaya mencetak talenta yang siap bersaing di tingkat global. “AI bukan sekadar karier, melainkan peluang untuk menciptakan perubahan nyata di dunia. Melalui kolaborasi internasional dengan industri dan metode pembelajaran inovatif, saya yakin lulusan Faculty of AI UPH mampu menjadi pemimpin di era kecerdasan buatan ini,” ujarnya. 

Sementara itu, Ma Yiming menjelaskan bahwa kemajuan pesat AI di Tiongkok didorong oleh investasi besar dan program pendidikan AI serta ilmu komputer yang kuat di berbagai universitas. Dalam lebih dari satu dekade terakhir, perguruan tinggi di Tiongkok telah mencetak lulusan berkualitas yang berperan dalam perusahaan teknologi besar, termasuk DeepSeek. Ia menekankan bahwa pengembangan AI bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan hasil kolaborasi lintas disiplin ilmu. 

Berbagi pengalaman dari MetaCarbon, Ma Yiming memaparkan berbagai inovasi berbasis AI yang telah dikembangkan timnya, mulai dari alat desain fashion untuk e-commerce hingga sistem prediksi cuaca dan produksi energi. Menurutnya, teknologi serupa memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai industri di Indonesia, seperti ritel, kesehatan, dan energi. 

Menambahkan perspektif lebih luas, Prof. Liu Hantang menyoroti bagaimana AI telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik di Indonesia maupun Tiongkok. Ia menggarisbawahi tantangan utama bagi mahasiswa saat ini: kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan AI yang begitu cepat. 

“Ini adalah perjalanan belajar yang dinamis dan penuh peluang, baik bagi mahasiswa di UPH maupun di Tiongkok. Dengan pola pikir yang terbuka dan semangat belajar yang tinggi, saya yakin mahasiswa dapat menjadi bagian dari kemajuan AI global,” ujarnya. 

Di akhir sesi Diskusi Ilmiah, Dr. Rizaldi menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan AI, di mana memiliki sumber daya yang mampu bersaing di tingkat global. Dr. Rizaldi menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa Faculty of AI UPH akan menjadi pusat pengembangan AI yang tidak hanya berkontribusi bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia. 

Hadirnya Faculty of AI UPH menjadi upaya penting untuk mencetak generasi muda yang siap menghadapi era kecerdasan buatan. Dengan menghadirkan para ahli dari berbagai institusi global, acara ini membuka wawasan baru mengenai perkembangan AI serta tantangan dan peluang yang ada. Ke depan, Faculty of AI UPH diharapkan tidak hanya menjadi pusat pembelajaran dan riset unggulan di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. 

UPH senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan unggul, guna mencetak lulusan yang takut akan Tuhan, profesional, dan berdampak positif bagi masyarakat.