LeX Program UPH-Singapore Polytechnic: Kolaborasi Mahasiswa Mengembangkan Solusi Inovatif bagi Masyarakat.

Universitas Pelita Harapan (UPH) berkomitmen mempersiapkan mahasiswanya menjadi profesional yang siap menghadapi tantangan global. Komitmen ini terwujud melalui Learning Express (LeX) Program, yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa dalam memecahkan masalah nyata di masyarakat. LeX Program adalah proyek inovasi sosial yang diprakarsai oleh Singapore Polytechnic (SP) dan berlangsung selama 12 hari dengan penerapan konsep design thinking. 

Sebagai hasil kerja sama antara SP dan UPH, LeX Program telah sukses diadakan sebanyak tiga kali sejak pertama kali pada September 2023. Pada penyelenggaraan ketiga, yang berlangsung dari 9 hingga 20 September 2024, peserta mengunjungi tiga lokasi: Pabrik Tahu H. Marsa, Kebun Pemuda NgAnggur di Ciakar, Kabupaten Tangerang, dan Kampung Ekowisata Keranggan di Tangerang Selatan. Melalui kunjungan ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan keterampilan mereka dan berkolaborasi dengan komunitas setempat untuk menciptakan solusi inovatif. 

Program ini melibatkan 30 mahasiswa dan tiga dosen dari SP, yang berkolaborasi dengan 30 mahasiswa dan dosen-dosen dari berbagai fakultas di UPH, seperti Fakultas Sains dan Teknologi (FaST), Fakultas Desain (FD), Fakultas Hospitality dan Pariwisata (FHospar), serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). 

Pada acara penutupan LeX Program yang berlangsung di Gallery Walk Pelita Hall Gedung B UPH Kampus Lippo Village pada 18 September 2024, Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., selaku Rektor UPH menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa dan dosen atas kolaborasi selama program berlangsung. 

“Program ini membuktikan kemampuan peserta dalam melayani dan bekerja sama secara kreatif. Kemampuan ini menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang. Ke depannya marilah kita terus menjalin relasi yang baik dan mengembangkan ide kreatif yang mampu berdampak bagi Indonesia, Singapura, bahkan dunia,” jelas Rektor UPH. 

Dr. Laurence, Koordinator Acara LeX September 2024, menjelaskan bahwa melalui program ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga terjun langsung ke lapangan. Mereka belajar memahami proses kerja sehari-hari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), memahami tantangan bisnis, dan membantu menemukan solusi yang relevan serta aplikatif. 

“Kami berharap seluruh aktivitas selama 12 hari ini tidak hanya memberikan teori dan pengalaman, tetapi juga bermanfaat bagi karier mereka di masa depan, terutama ketika bekerja dalam tim yang multinasional, multikultural, dan multidisiplin,” ujar Dr. Laurence yang juga menjabat Ketua Program Studi Teknik Industri UPH. 

Dr. Handojo Djati Utomo, dosen dari SP, menjelaskan bahwa LeX Program mengasah kemampuan mahasiswa dalam memahami permasalahan, melakukan penelitian, dan menghasilkan inovasi. “Melalui studi mendalam di lapangan dan kolaborasi bersama masyarakat, kita dapat menghasilkan ide, membuat prototipe, dan memamerkan hasilnya,” ungkap Dr. Handojo. 

Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi multidisiplin dalam memecahkan permasalahan di masyarakat. Dengan adanya kolaborasi internasional bersama UPH, mahasiswa SP memperoleh pengalaman bekerja sama dengan berbagai latar belakang dan budaya. 

“Asia Tenggara kini menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi dunia. Kami berharap mahasiswa kami bisa mengambil bagian dalam perubahan ini. Kemampuan bernegosiasi, berjejaring, dan kecerdasan emosional menjadi bekal penting untuk sukses di masa depan,” tutupnya. 

Pengalaman Berharga Mahasiswa di LeX Program 

Usai acara penutupan, kegiatan dilanjutkan dengan pameran hasil inovasi dari para mahasiswa. Jessica Theresia, mahasiswi program studi (Prodi) Teknik Industri UPH angkatan 2021, mengungkapkan bahwa ini adalah kali kedua ia mengikuti LeX Program. Dalam LeX Program kali ini, Jessica dan timnya fokus pada upaya meningkatkan kapasitas produksi keripik di Desa Keranggan.  

“Melihat proses produksi yang masih tradisional, kami merancang alat bantu untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi dalam proses pengupasan singkong dan pisang,” ucap Jessica. 

Manfaat LeX Program juga dirasakan oleh mahasiswa Prodi Desain Produk UPH angkatan 2022, Lim William Hasim. Ia mengatakan, “Salah satu momen berkesan bagi tim kami adalah saat mengumpulkan berbagai ide dan memilih satu yang terbaik untuk dikembangkan. Kami menghadapi tantangan, terutama dari segi perbedaan bahasa dan budaya. Namun, dari situ saya belajar banyak tentang design thinking dan pentingnya mendengarkan pendapat orang lain.” 

William dan tim berfokus pada Kebun Pemuda NgAnggur, mengajukan tiga ide utama: starter kit untuk menarik minat anak muda dalam berkebun anggur, workshop teknik mencangkok bagi pemilik kebun, dan kampanye gotong royong untuk mengembangkan desa tersebut menjadi ekowisata.  

Rachel Ng Jia Ying, mahasiswi SP jurusan School of Computing, menunjukkan antusiasme terhadap LeX Program yang memberinya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat desa, serta meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinannya. “Saya kadang merasa malu saat harus berbicara dan menyampaikan ide kepada orang baru, tetapi program ini membantu saya menghadapi tantangan tersebut dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan saya,” ungkap Rachel. 

Darren Lee Jun Yea, mahasiswa SP dari jurusan School of Architecture & the Built Environment, juga berbagi pengalaman berharga selama LeX Program. Menurutnya pengalaman mengunjungi lokasi produksi tahu dan ikut dalam proses produksi hingga membungkus tahu sangatlah berkesan. 

“Melalui program ini kami paham pentingnya memahami latar belakang masyarakat lokal, memahami permasalahan yang ada, dan menempatkan diri dalam posisi mereka. Dari situ kami bisa mengembangkan solusi yang relevan. Program ini mengajarkan kami untuk bisa berpikir terbuka dan menerapkan konsep design thinking dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya. 

LeX Program telah memberikan pengalaman berharga yang mampu mengajarkan kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi, dan pemahaman lintas budaya. Program ini membuktikan bahwa inovasi sosial dan kolaborasi internasional dapat menciptakan solusi yang relevan dan berdampak bagi masyarakat lokal. Ke depan, harapannya kolaborasi antara UPH dan SP dapat terus diperluas dan menghasilkan ide-ide kreatif yang mampu menjawab tantangan global. 

Melalui berbagai kemitraan dan program-program khusus yang dirancang untuk perkembangan potensi pada generasi muda, UPH terus berkomitmen untuk mencetak lulusan yang takut akan Tuhan, kompeten, dan berdampak positif bagi bangsa.