YMAI Bekerja Sama dengan YPHP Gelar Konser Amal untuk Pendidikan Anak di Pedalaman Papua.

Mensosialisasikan musik dan lagu-lagu himne rohani merupakan kerinduan dan semangat Grace Soedargo, pendiri, pimpinan dan direktur Yayasan Musik Amadeus Indonesia (YMAI) dan Amadeus Symphony Orchestra, yang tidak pernah padam. Sukses menggelar konser himne kristiani dengan tajuk “A Mighty Fortress is Our God” pada 19 November 2016, dan “Joy to The World” pada 9 Desember 2017, kali ini Amadeus Symphony Orchestra kembali hadir melalui konser “Revive Us Again”? membawakan lagu-lagu himne penyembahan yang membuat kita semakin mengagungkan Tuhan dan karyaNya.

Konser amal yang digelar sejak tahun 2016 ini diadakan untuk memasyarakatkan lagu himne gereja dan menghidupkan kembali nyanyian jemaat melaui himne. Himne memiliki melodi yang sederhana sehingga memungkinkan semua orang bernyanyi memuji Tuhan. Selain itu, teks yang terdapat dalam himne merupakan firman Tuhan yang memiliki kuasa untuk menguatkan, menghibur, dan menumbuhkan iman. Grace mengharapkan melalui pergerakan nyanyian, jemaat dapat mendeklarasikan iman mereka melalui teks yang ada dalam lagu ini

Selain menjadi bagian dalam gerakan nyanyian jemaat, konser amal ini juga bertujuan untuk menghimpun donasi bagi pendidikan anak-anak di pedalaman Papua. Seperti yang kita ketahui, pembangunan infrastruktur di Papua memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan kota-kota lain. Seluruh hasil penjualan tiket dari konser ini akan disumbangkan untuk pembangunan tambahan ruang kelas di Sekolah Lentera Harapan (SLH) di Daboto, pedalaman Papua, melalui Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP).

YPHP melalui Hannah Achmadi selaku Direktur menanggapi kerja sama dengan Amadeus Symphony Orchestra sebagai bentuk pemberian informasi kepada masyarakat agar berperan aktif dalam mendukung pendidikan di Papua mengingat kondisi kesenjangan di Papua yang memprihatinkan.

Konser ini akan berlangsung pada tanggal 27 Oktober 2018 di Aula Simfonia Jakarta. Amadeus Symphony Orkestra akan membawakan 15 lagu himne kristiani dengan aransemen yang disiapkan khusus oleh YMAI, serta akan berkolaborasi dengan Anugerah Chorus & Harmonisch Mannen Koor yang didukung 300 anggota paduan suara dari berbagai gereja.

15 lagu tersebut adalah hasil gubahan Karina Soerjodibroto yang diaransemen spesial dengan tujuan menimbulkan perasaan bahagia dan keinginan menyampaikannya kepada orang lain. Hal tersebut akan disampaikan melalui aransemen yang diinterpretasi oleh para musisi.

Ke-15 lagu himne yang dibawakan pada konser ini telah direkam untuk dijadikan CD yang terdiri dari CD iringan orkestra (minus one) dan dengan paduan suara. YMAI bertekad untuk mendistribusikan CD himne ke seluruh Indonesia agar gereja, sekolah, hingga rumah sakit dapat mendengarkan himne dan bernyayi memuji Tuhan.

Pada kerja sama dua tahun lalu (November 2016) di konser “A Mighty Fortress is Our God”?, YPHP baru mengembangkan tiga sekolah (Mamit, Daboto, Karubaga) dan tahun 2017 telah bertambah tiga sekolah lagi yaitu di Nalca, Korupun, dan Danowage. YPHP bertekad tetap maju dalam membangun sekolah di daerah terpencil di Papua. Sekolah yang semula hanya 1 di Mamit dengan 35 siswa dan 3 orang guru, sekarang telah berkembang menjadi 514 siswa dan 49 orang guru yang mengajar jenjang TK sampai kelas 6 SD dan sekolah non-formal di 6 sekolah pedalaman Papua.

Ibu Nursari Lugito, Direktur Penjangkauan Sosial (Social Outreach) menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dapat dilakukan melalui dukungan dalam Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, event / kegiatan amal, membeli souvenir / merchandise YPHP yang keuntungannya digunakan untuk membangun sekolah dan fasilitas penunjangnya di pedalaman Papua, juga melalui program beasiswa pendidikan, memberikan beasiswa pendidikan selama minimal satu tahun bagi anak-anak di pedalaman Papua. Besarnya adalah Rp 6.000.000,-/ tahun/ anak yang dapat dibayarkan per tahun, per semester (enam bulan) atau per bulan.

Stephen dan Carolyn Crockett merupakanpasangan misionaris berasal dari Kanada, telah tinggal sejak 2001 atau selama 18 tahun di Daboto, pedalaman Papua. Mereka akan hadir di konser ini untuk menceritakan pelayanan mereka di sana dan secara simbolik menerima donasi dari hasil penjualan tiket konser ini untuk pembangunan tambahan kelas di Daboto. Mereka lancar berbahasa Indonesia dan bahasa Moi, bahasa daerah suku asli di Daboto. Mereka hidup bersama penduduk di sana dan mengajarkan dasar kebersihan, membaca dan menulis, menjadi dokter dan perawat saat keadaan darurat medis, dan menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Moi.

Melalui donasi dalam konser ini, YPHP dan YMAI berharap anak-anak di pedalaman Papua mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berprestasi melalui pendidikan berkualitas. Dengan begitu, mereka dapat menjadi pemimpin masa depan yang membangun daerahnya, memutus rantai ketakutan terhadap roh-roh jahat, dan memajukan Papua agar setara dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Karena itu, melalui konser ini YPHP dan YMAI berharap banyak peminat musik kristiani yang berkenan hadir, sekaligus berdonasi bagi kemajuan pendidikan serta pelayanan kepada sesama.