UPH Tawarkan Program Studi Baru D3 Farmasi.

Universitas Pelita Harapan (UPH) membuka program studi (prodi) baru D3 Farmasi yang dimulai untuk tahun akademik 2018/2019. Pembukaan prodi ini merupakan respons positif UPH terhadap peraturan pemerintah yang tertuang dalam UU No. 36 Tahun 2014 yang mewajibkan seluruh tenaga teknis kefarmasian pada tahun 2020 minimal harus lulusan D3.

Prodi D3 Farmasi ini akan berada di bawah naungan Faculty of Science and Thechnology (FaST) UPH. Ditemui di Gedung B UPH, Jumat (3/8), Dr. Ir. Melanie Cornelia, M.T. mengatakan siap menerima mahasiswa baru mulai tahun akademik 2018/2019 ini. Total yang diterima sudah 40 orang, yaitu 20 orang asisten apoteker dari RS Siloam Jabodetabek dan 20 orang lagi dari lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SMF (Sekolah Menengah Farmasi) umum. Untuk seleksi masuknya sendiri terdiri dari penilaian hasil belajar selama sekolah (raport) dan juga tes tertulis. Pada semester pertama UPH memberikan beasiswa 100%. Lalu pada semester berikutnya akan tetap diberikan beasiswa, namun besarannya tergantung nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tiap mahasiswa.

Lebih lanjut Dela Rosa, Ketua Prodi D3 Farmasi FaST UPH, menyatakan optimistis terhadap pembukaan prodi baru ini. “Saya optimis karena sekolah farmasi di wilayah Banten ini sangat kurang, hanya ada sekitar satu atau dua institusi. Itu pun (letaknya, red) jauh-jauh.” Bahkan ada sekolah yang sudah kewalahan menampung mahasiswa, karena begitu tingginya minat serta kebutuhan tenaga teknis kefarmasian.

Ada dua spesifikasi peminatan Prodi D3 Farmasi UPH ini, yaitu Pelayanan Kefarmasian dan Kesediaan Herbal. Pelayanan Kefarmasian mencakup peracikan obat untuk apotek dan rumah sakit. Sedangkan Kesediaan Herbal akan berfokus pada penyediaan bahan-bahan farmasi yang berasal dari bahan herbal. Kesediaan Herbal ini merupakan peminatan unggulan karena hanya ada di UPH.

Selama proses kegiatan belajar-mengajar, mahasiswa akan ditunjang dengan fasilitas laboratorium memadai yang sudah tersedia di UPH, seperti laboratorium biokimia, laboratorium biologi, dan laboratorium farmakologi. Saat ini juga sedang dibangun tiga laboratorium baru khusus Farmasi, yaitu laboratorium farmasetik, laboratorium farmakognosi, dan laboratorium teknologi farmasi. Semuanya direncakan siap pakai pada Januari 2019 mendatang.

UPH memilih membuka prodi tingkat D3 karena lulusan D3 nantinya bisa langsung bekerja. Mereka akan memiliki surat izin kerja dan diakui sebagai tenaga teknis kefarmasian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yusmaniar, M.Biomed., Apt., Ketua Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia (APDFI). “Untuk ke depannya lulusan S1 sudah tidak bisa disebut sebagai tenaga teknis kefarmasian, harus D3”, ungkapnya. Karena itulah UPH didukung penuh oleh APDFI melalui surat rekomendasi untuk membuka Prodi D3 Farmasi ini. Ke depannya UPH juga akan menjalin kerjasama dengan berbagai SMF dan rumah sakit untuk bersama-sama mencetak tenaga teknis kefarmasian yang unggul.