04/07/2018 Uncategorized
Pernahkan kita membayangkan hidup di antara tumpukan sampah, di sebuah pondok kecil sederhana yang terbuat dari bahan-bahan bekas, di mana infrastrukturnya minimal? Pada kenyataannya, banyak keluarga yang memang hidup di kondisi seperti ini, di banyak tem
![]() Persiapan Pemasangan Lampu oleh Mahasiswa Teknik Elektro UPH
|
Pernahkan kita membayangkan hidup di antara tumpukan sampah, di sebuah pondok kecil sederhana yang terbuat dari bahan-bahan bekas, di mana infrastrukturnya minimal?Pada kenyataannya, banyak keluarga yang memang hidup di kondisi seperti ini, di banyak tempat, termasuk di Lapak Sampah Bintara, Bekasi, Indonesia. Meskipun hidup di antara sampah, keluarga-keluarga ini sebenarnya pahlawan untuk lingkungan, karena mereka memilah sampah untuk menemukan barang-barang yang dapat didaur ulang. Plastik, kertas, logam, elektronik dipilah, kemudian dikirim ke pabrik daur ulang agar siklus hidup barang tersebut diperpanjang sehingga dapat mengurangi jumlah sampah akhir. Profesi pemulung ini berperan penting dalam proses bisnis daur ulang.
Untuk memperingati Hari Cahaya Internasional, The International Day of Light 2018 (IDL2018), Program Studi Teknik Elektro Universitas Pelita Harapan (TE UPH) melakukan kegiatan kemanusiaan dengan membuat dan memasang tiang-tiang lampu kecil sederhana yang disebut sebagai ?Penerangan Jalan Kampung? dengan menggunakan bahan-bahan yang terjangkau, dengan biaya yang lebih murah dari tiang lampu jalan biasa. Sistem ini dirancang oleh Henri Uranus, dosen TE UPH, menggunakan bahan yang terjangkau, dan dipasang oleh sekelompok siswa yang dipimpin oleh Josavan Ezekhiel Taniara, mahasiswa TE UPH tahun ke-2. Kegiatan IDL 2018 yang diselenggarakan UPH ini didukung oleh IEEE Indonesia Section, OSA Indonesia Section, dan Himpunan Optika Indonesia. Kegiatan ini juga didukung secara finansial oleh UPH melalui anggaran kegiatan kemahasiswaan dan juga melalui penggalangan dana yang dilakukan para mahasiswa.
Menurut Henri Uranus, kegiatan ini merupakan bagian dari acara besar tahunan mahasiswa TE UPH yaitu Electro Mega Project (EMP). EMP 2018 ini diketuai oleh Budi Khusnandar, mahasiswa TE UPH 2017 dengan mengambil tema acara “Lucis pro Nobis“, bahasa Latin untuk “Cahaya bagi Kita?untuk merayakan IDL2018.
Pada sistem lampu surya ini, sebuah panel surya kecil akan mengumpulkan energi pada siang hari, mengisi bank baterai Li yang berkapasitas 10.000 mAh, kemudian sistem yang sudah berisi energi ini akan otomatis menyalakan lampu LED 3W pada malam hari. Sistem ini mampu menyala selama lebih dari 12 jam sehari dan tentunya sudah dilengkapi dengan perlindungan overcharge dan overdischarge.
Pelaksanaan kegiatan kemanusiaan ini dibantu oleh LDD atau Lembaga Daya Dharma, lembaga amal Keuskupan Agung Jakarta, yang memang menjalankan beberapa kegiatan kemanusiaan di sana.
Setelah beberapa kali merancang ulang sirkuit, revisi, dan pengujian di kampus UPH, 4 tiang lampu surya sederhana akhirnya didirikan di Lapak Sampah Bintara, Bekasi, pada 9 Juni 2019 di beberapa tempat yang biasanya sangat gelap pada malam hari. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi 200 keluarga yang ada di lokasi tersebut, untuk membantu mereka ketika beraktivitas di malam hari. Proyek ini menjadi proyek percontohan untuk implementasi lebih lanjut di tempat lain di masa depan.
|
![]() Pemasangan Lampu Solar di Kawasan TPS Bintara oleh Mahasiswa TE UPH
|
UPH Media Relations
|