28/02/2018 Uncategorized
Teknik Elektro UPH sesuai dengan misinya untuk menghasilkan sarjana yang profesional dengan menerapkan kurikulum terpadu dari pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang berkualitas mengadakan kuliah umum pada hari Selasa 13 Februari 2018
![]() Seusai Kuliah Umum Para Mahasiswa Teknik Elektro Berfoto Bersama Dosen dan Pembicara
|
|||
Teknik Elektro UPH sesuai dengan misinya untuk menghasilkan sarjana yang profesional dengan menerapkan kurikulum terpadu dari pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang berkualitas mengadakan kuliah umum pada hari Selasa 13 Februari 2018.
Kuliah Umum yang berjudul Technologies for Disaster Early Detection: Sensors and Instrumentations ini dibawakan Dr. Bambang Widiyatmoko, M.Eng. seorang ahli di bidang fisika dari Research Center for Physics, Indonesian Institute of Sciences atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam seminar ini dipaparkan beberapa produk penyiapan teknologi dalam menghadapi antisipasi bencana. Salah satunya yaitu alat sensor kebencanaan merupakan hasil produk penelitian dari Bambang dan tim LIPI.
Kuliah yang bertempat di ruang B 547 dan dihadiri sebanyak kurang lebih 60 peserta ini juga merupakan salah satu realisasi kerjasama UPH dengan LIPI. MOU yang sudah disepakati antara Teknik Elektro UPH dan LIPI ini salah satunya berkomitmen untuk kerjasama penelitian dan pengajaran yang akan berkontribusi pada masyarakat, baik melalui kuliah tamu, kerja praktek di LIPI dan juga penyediaan fasilitas LIPI yang bisa digunakan oleh para mahasiswa atau dosen untuk penelitian.
Dr. Ir. Henri P. Uranus MT, kaprodi Teknik Elektro UPH juga menjelaskan bahwa di teknik elektro sendiri, secara berkala diadakan kuliah tamu untuk memberi wawasan yang lebih luas untuk mahasiswa.
?Sehingga kami mengundang pembicara dari tempat lain yang bisa sharing sesuatu yang berguna dan menarik bagi mahasiswa. Kebetulan juga kami memiliki MOU dengan LIPI. Sehingga mahasiswa kalau mau tugas akhir, kerja praktek di LIPI boleh. Jadi sekaligus membuat implementasi dari pelaksanaan MOU kita juga membuat mahasiswa mendapat wawasan penelitian dari para ahli di LIPI,? tambah Henri
Lebih lanjut Henri juga menjelaskan pentingnya seminar mengenai sensor ini. Dikarenakan apa yang disampaikan dalam seminar ini banyak kaitan terhadap apa yang dipelajari mahasiswa elektro. Di antaranya optik, fiber, laser, processor, microcontroller dan sistem yang bertenaga surya, early warning detection system pada umumnya merupakan hasil dari penelitian bidang teknik elektro.
?Diharapkan dengan adanya seminar ini para mahasiswa lebih serius mendalami ilmu elektro untuk menjawab kebutuhan seperti contohnya terkait dengan bencana dan yang lebih penting lagi mahasiswa dapat berkontribusi membuat suatu alat untuk tugas akhir atau memilih jalur menjadi peneliti di kemudian hari,? tandas Henri
Sejalan dengan hal tersebut, Bambang sebagai peneliti juga merasa mempunyai kewajiban untuk mendesiminasikan apa yang sudah dilakukan dan dihasilkan ke masyarakat lebih luas, salah satunya dalam bidang akademik yaitu kepada para mahasiswa.
?Terlebih lagi untuk memotivasi mereka, bahwa yang dinamakan penelitian itu tidak haruslah canggih, yang terpenting bagaimana kita melakukan penelitian dengan baik tapi suatu saat akan dipakai oleh masyarakat. Sehingga banyak yang muda-muda khususnya para mahasiswa ini yang mau menjadi peneliti. Karena di Indonesia sendiri masih sangat dibutuhkan banyak peneliti. Saya sudah melihat fasilitas di lab UPH sendiri aplikasi-aplikasinya sudah bagus, tinggal bagaimana menggabungkan dengan permasalahan di masyarakat sehingga bisa muncul solusi,? jelas Bambang.
Dalam kuliah tamu ini dibahas sensor yang digunakan untuk deteksi dini tanah longsor yang dikembangkan LIPI yang sudah diimplementasikan untuk lintasan kereta api Jakarta – Bandung, dan sensor tsunami yang sensitif dengan memanfaatkan interferometri laser.(tm)
|
|||
|
|||
UPH Media Relations |