25/09/2017 Uncategorized
Cornerstone Initiative atau CSI UPH kembali diadakan sebagai pelatihan untuk memimpin mahasiswa menjadi pemimpin yang berpusat pada Kristus. CSI 2 diadakan pada 15-16 September 2017 di D 501 UPH Karawaci
![]() Seluruh Peserta CSI 2 Berfoto Bersama Usai Seluruh Acara
|
|
Cornerstone Initiative atau CSI UPH kembali diadakan sebagai pelatihan untuk memimpin mahasiswa menjadi pemimpin yang berpusat pada Kristus. CSI 2 diadakan pada 15-16 September 2017 di D 501 UPH Karawaci, Tangerang dengan kurang lebih diikuti 500 ?student leaders? yang memimpin beragam organisasi di UPH dan juga para mentor. CSI sebelumnya telah berlangsung pertama kali pada 10-11 Februari 2017.
Cornerstone Initiative atau CSI sendiri merupakan fondasi bagi para pemimpin mahasiswa, mengembangkan pemimpin yang berpusat pada Kristus.
Para mahasiswa diarahkan untuk menemukan panggilan hidup mereka dan diperkaya dengan fondasi karakter yang kuat sebelum mereka melangkah kepada tahapan pelatihan kepemimpinan lanjutan atau ketika melayani di organisasi yang ada di UPH. Melalui CSI ini mahasiswa diperkuat pemahamannya mengenai arti menjadi ?servant leader?, yaitu mampu menggunakan talenta untuk menggembalakan orang lain di dalam kristus. Untuk itu mahasiswa juga dilengkapi dengan pelatihan pedagogi yang berakar pada perspektif alkitabiah.
Melalui acara CSI ini, para ?student leaders? bermalam di Kampus UPH untuk diberikan paparan oleh para pimpinan UPH yaitu . Curtis J Taylor, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan; Gunawaty Tjioe, Wakil Rektor Bidang Akademik; Andry Panjaitan, Direktur Student Life. Para pimpinan UPH memberikan paparan dengan menggunakan kerangka pelatihan kepemimpinan.
Menurut Catherine T. Roeroe, Ketua Komite CSI, pelatihan ini penting karena sebagai ?student leaders? mereka menempati posisi strategis untuk meneruskan visi UPH kepada mahasiswa.
?Sebagai ?student leaders?, posisi kita sungguh strategis karena kita mampu meneruskan secara langsung visi UPH kepada seluruh lapisan mahasiswa. Tujuan utama dari CSI sendiri yaitu untuk meletakkan dasar alkitabiah dalam kepemimpinan. Pemimpin harus mampu memahami identitas sejati dan panggilan mereka terlebih dahulu, sehingga mampu melayani Tuhan melalui pemanfaatan talenta mereka untuk menggembalakan yang lain. Pemimpin harus memiliki visi transformasi dan melakukannya karena mereka telah ditugaskan Kristus sebagai cornerstone atau batu pertama yang sejati,? pesan Catherine.
Tidak hanya diberikan paparan, para ?student leaders? juga diberikan waktu untuk sharing satu sama lain untuk saling berbagi mengenai pemahaman dan pengalaman mereka terkait topik yang diberikan. Hal ini bertujuan agar paparan yang diberikan dapat diaplikasikan ke dalam pengalaman mereka ketika berkarya di organisasinya mereka.
Melalui CSI diharapkan UPH mampu terus melatih para pemimpin masa depan yang berpusat pada Kristus, membawa mandat injil mereka kemana pun mereka pergi. Program CSI sendiri akan terus dikembangkan UPH untuk menjadi wadah para student leaders mendapat fondasi benar, dan memperkaya para student leaders di tahun-tahun berikutnya.
Berikut salah satu testimoni dari peserta:
Trsiya Christine, CSI 2 Participant? ?CSI 2 merupakan pelatihan kepemimpinan yang berkesan dan sangat penting bagi mahasiswa UPH. Kita diperlakukan sebagai mahasiswa yang cukup dewasa dan diarahkan untuk mampu bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Saya sangat diberkati oleh cerita teman-teman saya selama sesi diskusi dan sesi mentoring, yang mampu menunjukkan karya tangan Allah di hidup saya. Saya sadar bahwa segala sesuatu tidak ada yang mengenai saya, tapi hidup kita hanyalah tentang Allah. Pemimpin artinya harus menjadi panutan di setiap aspek. Sebagai contoh ketika kita harus berhubungan dengan rekan kerja kita, memiliki kemampuan untu menyelesaikan permasalahan, mampu memberikan dampak, membawa perubahan, meninggalkan zona nyaman dan berdiam di zona kuat kita yaitu dengan mengandalkan Tuhan. Saya tidak menyesal menghabiskan 2 hari saya di CSI 2 ini.? (mt) |
|
![]() |
|
UPH Media Relations
|