NEWS & PUBLICATION

Kerjasama MTS UPH-PMI Indonesia Chapter Memberikan Bekal Daya Saing Bagi Lulusan UPH Menghadapi MEA

23/11/2015 Uncategorized

Kerjasama MTS UPH-PMI Indonesia Chapter  Memberikan Bekal Daya Saing Bagi Lulusan UPH Menghadapi MEA

Program Studi Magister Teknik Sipil (MTS) Universitas Pelita Harapan meresmikan kerjasama dengan Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter

Program Studi Magister Teknik Sipil (MTS) Universitas Pelita Harapan meresmikan kerjasama dengan Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter

 
Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST., MT., Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil UPH
Bersama Perwakilan PMI Indonesia Chapter
 
 
Program Studi Magister Teknik Sipil (MTS) Universitas Pelita Harapan meresmikan kerjasama dengan Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter atau sebuah asosiasi yang memberikan sertifikasi profesional di bidang manajemen proyek, yang ditandatangani oleh Dr. (Hon)  Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., Rektor UPH dengan Arisman Indrawan, PMP., Presiden PMIIC.

 

Ruang lingkup kerjasama meliputi pengadopsian Best Practices Project Management Institute (PMI) dan framework PMI ke dalam kurikulum dan silabus mata kuliah terkait di UPH, pendaftaran dosen dan mahasiswa peserta mata kuliah manajemen proyek sebagai anggota asosiasi PMI Global dan PMIIC, adanya penyelenggaraan program Study Group, Kuliah Umum, Seminar, atau Workshop. Lebih lanjut akan dibentuk PMI Academic Group sebagai wadah pembinaan keprofesian untuk menyiapkan dosen dan mahasiswa, pelaksanaan riset bersama, serta seminar atau konferensi terkait untuk hasil diseminasi hasil riset.

 

Sebagai kelanjutan dari kerjasama antara MTS UPH dengan PMI Indonesia Chapter  diadakan seminar dengan tema Trend Issues in Project Management pada  Sabtu, 14 November 2015 di Kampus Pascasarjana UPH, Plaza Semanggi Jakarta. Seminar ini menghadirkan pembicara Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST., MT., Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil UPH, dan Ir. Corina Permatasari Munthe, CIPM,CISP., VP Marketing PMI Indonesia chapter.

 

Menurut Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST., MT., Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil UPH kerja sama ini menjadi langkah awal sebagai bekal bagi mahasiswa Magister Teknik Sipil UPH untuk bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana sertifikasi PMI ini menjadi sertifikasi internasional yang menjadi dasar penunjang bagi technopreneur internasional.

 

Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST., MT.
 
Dalam seminar ini Prof. Manlian menjelaskan terkait beberapa isu, pertama mengenai kenyataan bahwa infrastruktur Indonesia mengalami kemerosotan. Manlian mengatakan 60% dari dana APBN  seharusnya digunakan untuk pembangunan sektor fisik dan di bidang pendidkan sebesar 20%. Namun jika dilihat, dana pembangunan ini tidak terserap dengan baik, pembangunan-pembangunan masih lambat. Kedua adalah terhambatnya pembangunan di daerah karena tidak lengkapnya Perda yang terkait dengan infrastruktur. ?Pembangunan di daerah terhambat karena daerah tidak memiliki senjata yaitu berupa peraturan daerah. Sebagai contoh UU no 1 2011 tentang pembangunan rumah susun, dari 540 Kabupaten di 34 provinsi masih sedikit bahkan tidak ada yang memiliki Perda rumah susun. Terkait MRT juga, studi kelayakan sejak 1986 tapi baru mulai tender 2011, ini kan sangat terlambat dimana harus berupaya untuk mengubah paradigma hidup masyarakat yang bangga dengan kendaraan pribadi harus berpindah ke public transit facility,? jelas Manlian.  Jadi salah satu resiko konstruksi menurut Manlian adalah mengubah cara hidup manusia.
 
 
 

Lebih lanjut lagi Isu ketiga yang dibahas Prof. Manlian adalah Pemerintah daerah memiliki peran penting terkait otonomi daerah sesuai dengan UU no 23 2014 yang menyatakan jika pemerintah daerah memberikan peran besar untuk daerah berkembang, dan dijelaskan juga pasal terkait potensi resiko dan bencana. Keempat, Prof. Manlian membahas mengenai kabinet kerja 2014-2019 mengenai proses komunikasi antara Menteri Koordinator (Menko) apa sudah baik atau belum.

 

Selanjutnya Ir. Corina membahas  topik Engineering Procurement and Construction (EPC) yaitu mengenai siklus mulai dari proses desain procurement system dan construction. Dalam pembahasannya, Corina menjelaskan mengenai proses EPC yaitu mulai dari konsep, Preliminari Design, desain dasar atau Basic Design, dan Desain detail. Corina juga menjelaskan peran para insinyur dalam proyek EPC ini yaitu melakukan calculation, designing, drafting, drawing generation. Namun yang terpenting adalah seorang insinyur harus mampu melakukan pengecekkan untuk memastikan seluruhnya terintegrasi dengan baik.

 

Selain terkait proses EPC, Corina juga memberikan pemaparan mengenai jenjang karier dalam bidang konstruksi yang berkiblat pada EPC yaitu mampu menjadi insinyur dibidang design, insinyur untuk bidang pembelian (procurement process), insinyur konstruksi, dan hingga berkesempatan untuk menjadi manajer proyek. Terakhir Corina juga menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proyek EPC di Indonesia yaitu infrastruktur, peraturtan dan regulasi, ekonomi, politik, dan komunitas yang ada.

 

Seminar ini dihadiri 120 peserta seminar, yang terdiri dari pengguna jasa konstruksi, pelaku jasa konstruksi, pemerintah, dan mahasiswa. Sebagai kelanjutan dari MoU ini,  Prof. Manlian juga menyampaikan rencana yang akan dilakukan diantaranya mengadakan FGD (Focus Group Discussionproject management yang akan dimotori UPH, dimana akan mengumpulkan para pakar dalam bentuk meeting untuk memberikan gagasan bersama. Lebih lanjut, Ia menyampaikan rencana UPH akan membuka satu mata kuliah yang bisa terhubung dengan international certification PMI, sehingga mahasiswa S2 Teknik Sipil UPH akan mendapat beberapa mata kuliah yang menjadikan mahasiswa  tersebut terdaftar dalam certification process.

     
 Suasana Peserta yang Menghadiri Seminar Trend Issues in Project Management dan Sesi Foto Bersama
 

 

 

UPH Media Relations