NEWS & PUBLICATION

Dua Alumni FH UPH Mengikuti International Visitor Leadership Program Atas Undangan Pemerintah Amerika

18/11/2015 Uncategorized

Dua Alumni FH UPH Mengikuti International Visitor Leadership Program Atas Undangan Pemerintah Amerika

Dua alumni Fakultas Hukum UPH, Jerry Shalmont (2006) dan Sianti Candra (2007), terpilih untuk mengikuti ajang bergengsi yaitu International Visitor Leadership Program (IVLP), yang disponsori oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS)

Dua alumni Fakultas Hukum UPH, Jerry Shalmont (2006) dan Sianti Candra (2007), terpilih untuk mengikuti ajang bergengsi yaitu International Visitor Leadership Program (IVLP), yang disponsori oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS)

 

 

Dua alumni Fakultas Hukum UPH, Jerry Shalmont (2006) dan Sianti Candra (2007), terpilih untuk mengikuti ajang bergengsi yaitu International Visitor Leadership Program (IVLP), yang disponsori oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada tanggal 21 September ? 9 Oktober 2015. IVLP adalah program pertukaran profesional yang didanai oleh AS, dimana para pemimpin dari seluruh dunia datang ke AS dalam kunjungan singkat serta bertemu dengan rekan profesional dan perwakilan dari organisasi sektor publik dan swasta terkait bidang yang diminati.

 

IVLP bertujuan untuk membangun pemahaman yang sama antara AS dan negara lain melalui para profesional yang mengunjungi AS, yang mencerminkan kepentingan profesional pengunjung dan mendukung kebijakan luar negeri AS. Setiap tahun lebih dari 4,500 pengunjung internasional dari seluruh dunia dipilih oleh Kedutaan AS mengikuti IVLP. Lebih dari 200,000 pengunjung internasional telah terkoneksi dengan orang Amerika melalui IVLP, termasuk lebih dari 335 mantan Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan. Masing-masing IVLP memiliki tema yang berbeda, seperti kepemimpinan muda, pemerintahan, lingkungan dan perubahan cuaca, pemberdayaan gender, kejahatan dunia maya, seni, kesehatan publik, keamanan internasional, bisnis dan perdagangan, serta bidang-bidang lain.

 

 

Kali ini, Biro Pendidikan dan Budaya Departemen Luar Negeri AS memilih tema utama IVLP yaitu Perjanjian Kerjasama Trans-Pacific (Trans-Pacific Partnership agreement (TPP)). TPP adalah Perjanjian Perdangangan Internasional abad 21 yang dinegosiasikan oleh 12 negara Pacific Rim mengenai berbagai topik terkait perdagangan internasional dan masalah investasi, yang baru saja disetujui pada 5 Oktober 2015 setelah selama 7 tahun bernegosiasi. Oleh karena itu program ini sangat tepat, mengingat para peserta telah diperhadapkan dengan isu TPP dan telah diberikan kesempatan untuk mendiskusikan perjanjian ini dari berbagai sudut pandang. TPP dianggap sebagai salah satu perjanjian perdagangan yang paling kontroversial, karena melampaui tarif umum negosiasi, dan berusaha mencari hubungan regulasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi; mendukung penciptaan dan retensi pekerjaan; meningkatkan inovasi, produksi dan daya saing; meningkatkan standar kehidupan, mengurangi kemiskinan di negara-negara anggota; serta meningkatkan transparansi, pemerintahan yang baik, dan meningkatkan keamaan dan perlindungan tenaga kerja dan lingkungan.

 

TPP IVLP diciptakan sebagai proyek sub-regional untuk Asia Timur dan Pasifik, yang mengundang 12 peserta dari berbagai negara di Asia yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, China, Taiwan, Australia dan Fiji. Meskipun tidak adanya keanggotaan Indonesia di TPP, Jerry dan Sianti dinominasikan karena latar belakang dan keterlibatan mereka dalam isu perdagangan internasional. Jerry adalah dosen UPH sekaligus merupakan Koordinator Program Magister Hukum konsentrasi Perdangan, Investasi serta Hukum Persaingan dan Kebijakan (MTIC). Sianti merupakan peneliti di UPH Center for International Trade and Investment (UPH CITI)

 

Program TPP diatur bagi peserta untuk melakukan perjalanan ke empat kota besar di AS dan mendiskusikan manfaat dari TPP dengan berbagai individu dari Pemerintah AS, organisasi non-pemerintah, serikat pekerja, asosiasi perdagangan yang mewakili berbagai industri, wartawan AS dalam perdagangan, think-tanks, universitas dan lembaga yang terkait dengan isu-isu perdagangan internasional dan negosiasi TPP. Tujuan pertama adalah Washing DC, dilanjutkan ke Raleigh di North Carolina. Kemudian peserta dibagi menjadi dua kelompok, dimana Jerry pergi ke Chicago, Illinois dan Sianti mengeksplor Dallas, Texas. Pada akhir program, kelompok bergabung bersama di Seattle, Washington untuk menyelesaikan program.

 

 

Dengan pertemuan dan pembahasan TPP dan isu-isu perdagangan internasional,  diharapkan para peserta diharapkan dapat menganalisa secara kritis dampak dari TPP pada sektor-sektor utama, seperti pertanian, tekstil, jasa keuangan, mobil dan banyak lagi. Selain itu, tujuan lain dari kunjungan ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang proses perubahan peraturan di pada bidang-bidang polemik seperti BUMN, tenaga kerja dan standar lingkungan, kekayaan intelektual, sengketa investor negara dan bidang lainnya. Jerry dan Sianti selanjutnya belajar lebih lagi tentang dampak positif dan negatif dari implementasi perjanjian perdagangan AS, khususnya Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Sampai saat ini, manfaat NAFTA masih diperdebatkan oleh publik. Misalnya, industri pakaian di North Carolina sangat terpukul oleh NAFTA, karena banyak industri pakaian pindah ke Meksiko karena tenaga kerja murah yang tersedia dibandingkan dengan tenaga kerja AS, akibatnya menurunkan biaya produksi. Dengan demikian, peserta program membantu melihat bahwa ada pihak yang menang dan kalah dalam perjanjian perdagangan.

 

Program ini tidak hanya fokus pada TPP. Peserta juga belajar tentang sistem federal AS dari pemerintah, sistem Perwakilan Dagang AS menangani perjanjian perdagangan, peran suara masyarakat melalui representasi di kongres dan senat, manajemen stakeholder dan partisipasi publik dalam negosiasi perjanjian perdagangan. Para peserta bahkan mendapat kesempatan untuk menyaksikan proses pemungutan suara DPR North Carolina dalam melewati hukum.

 

Selama perjalanan ini, Jerry belajar bagaimana pemerintah mengelola stakeholder dengan kepentingan yang berbeda dalam isu-isu perdagangan internasional. Dalam memenuhi beberapa perwakilan dari asosiasi perdagangan yang berbeda, Jerry mendapat kesempatan untuk memahami tantangan nyata yang dihadapkan dalam praktek bisnis. Selama kunjungannya ke North Carolina, ia mencatat bagaimana pemerintah bekerja sama dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk mengembangkan penelitian dan kegiatan lainnya dalam perdagangan internasional. Sementara dari kunjungannya ke Wisconsin, dia belajar dari beberapa pemikir yang mencoba untuk mendorong usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan proyek-proyek mereka untuk berpartisasipasi dalam perdagangan internasional. Beberapa wawasan ini dapat diterapkan di Indonesia, terutama dalam hal peningkatan kapasitas. Perdangan internasional dan liberalisasi yang tak terelakkan. Perhatian untama saat ini adalah bagaimana orang bisa melengkapi diri untuk bersing di pasar global.

 

Yang paling menarik bagi Sianti selama perjalanan TPP IVLP adalah ia belajar lebih banyak tentang cara kerja sistem federal AS terdesentralisasi. Dalam sistem ini, setiap negara atau daerah diberikan otonomi yang luas dalam pengambilan kebijakan perdagangan, sehingga mereka bahkan bersaing satu sama lain untuk menarik investasi dan perdagangan ke wilayah masing-masing untuk pengembangan masyarakat. Hal ini dapat dicapai misalnya dengan menurunkan pajak penghasilan atau memberikan insentif kepada perusahaan yang membangun markas atau pabrik-pabrik mereka di wilayah itu. Meskipun Indonesia menerapkan sistem otonomi daerah, di banyak daerah kontrol pada isu-isu  perdagangan dipegang oleh Pemerintah Pusat.

 

Selain wawasan berharga yang diperoleh, program TPP juga memberikan Jerry dan Sianti kesempatan untuk bertemu teman baru dan telibat dalam diskusi yang luar biasa mengenai isu-isu di negara mereka, membantu dalam peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka. Setelah program ini, Jerry dan Sianti bergabung dengan kelompok International Exchange Alumni AS, sebuah komunitas berbasis web bergengsi untuk alumni program pertukaran yang didukung oleh Pemerintas AS. (SC)

 
 
 
UPH Media Relations