Siapkan Mahasiswa Jadi Pemimpin Proyek Andal, UPH bersama PMI Kenalkan Program Sertifikasi Manajemen Proyek.

Perguruan tinggi memainkan peran penting dalam menghasilkan lulusan yang profesional di bidangnya. Hal ini tidak hanya menguntungkan individu lulusan, tetapi juga bagi masyarakat dan industri. Salah satu upaya agar seorang lulusan memiliki kualifikasi yang baik dan dianggap lebih kompeten oleh pemberi kerja adalah melalui sertifikasi dari suatu lembaga atau organisasi. Sertifikasi dapat menjadi nilai tambah bagi lulusan, serta memberikan jaminan kepada pemberi kerja tentang kualitas pendidikan yang mereka terima.  

Pentingnya sertifikasi turut menjadi perhatian bagi Universitas Pelita Harapan (UPH). Berkaitan dengan hal ini, UPH bersama Project Management Institute (PMI) menggelar acara seminar bertajuk PMI X Universitas Pelita Harapan, Blueprint for Success: Build Your Career Through Project Management di UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang, pada 13 Juni 2024.  

PMI adalah organisasi non-profit yang berbasis di Amerika Serikat dan telah menetapkan standar internasional untuk praktik manajemen proyek. Didirikan sejak 1969, PMI menyediakan berbagai sumber daya dan layanan yang membantu individu serta organisasi dalam mengembangkan dan meningkatkan praktik manajemen proyek. PMI memiliki tujuan dan misi untuk mengembangkan standar manajemen proyek, memberikan sertifikasi profesional, pendidikan dan pengembangan profesional, penelitian dan publikasi, dan menghadirkan jaringan profesional. Secara keseluruhan, PMI berperan penting dalam mendukung dan memajukan profesi manajemen proyek di seluruh dunia melalui sertifikasi, pendidikan, dan jaringan profesionalnya. 

SoHyun Kang selaku Regional Managing Director of PMI Asia Pacific dalam sambutannya mengatakan, bahwa kunjungan PMI ke UPH merupakan bagian dari rangkaian Academic Roadshow. Selain itu, PMI juga ingin berperan dalam mewujudkan visi generasi Indonesia emas pada 2045. Menurutnya, untuk dapat mewujudkan visi tersebut, membangun proyek yang sukses adalah aspek yang sangat penting. Untuk bisa membangun proyek yang sukses, maka dibutuhkan pemimpin yang mampu berdampak positif dan berkontribusi dalam mentransformasi bangsa. 

“Kami dengan cermat memilih perguruan tinggi mana yang ingin kami tuju dan kami dengar UPH adalah salah satu perguruan tinggi bergengsi, di mana mahasiswanya memiliki semangat belajar yang tinggi. Dengan terlibat dengan PMI, Anda akan terhubung dengan para project professionals terbaik dari negara-negara global lainnya. Saya berharap, apa yang Anda pelajari hari ini, dapat mempersiapkan diri Anda menuju 20 tahun mendatang, sehingga Anda bisa berkontribusi dalam mentransformasi negara Anda,” kata SoHyun Kang. 

Panel discussion 

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi panel discussion yang menghadirkan empat narasumber profesional di bidangnya, yakni Ir. Cornelius Steven Sanjaya, S.T., M.B.A., PMP selaku Software Technology Program Manager NTT Data; Achmad Reza V, S.Kom., M.BPM., PMI-ACP selaku Senior Lead Product Manager Logistics Tokopedia; Aminullah Thalib, S.T., M.M., PMP selaku Lean Construction Manager PT. Wijaya Karya, Tbk. (Persero); dan Freddy Junevartius, S. Kom., CAPM., ITIL selaku Head of Projects, Operational, Services & Governance UPH. Keempat narasumber membagikan pengalamannya dan manfaat sertifikasi dari PMI. 

Cornelius Steven menjelaskan definisi dari project yang memiliki dua makna, yaitu unik serta memiliki start dan end. Ia kemudian mencontohkan, membuat atau membangun sebuah toko adalah salah satu bentuk project. Adapun bentuk dari suatu project sangat beragam, mulai dari secara fisik maupun digital. Sementara project manager, adalah orang yang menjalankan project tersebut. 

“(Project Manager) Dia yang punya planning, dia yang tahu tokonya mau ngapain, dia punya objektif yang jelas kapan start dan end-nya. Jadi, project manager adalah yang bertanggung jawab atas keberhasilan pembukaan toko tersebut. Sementara project management adalah ilmunya, bagaimana memastikan perangkat-perangkat kerjanya untuk membuka toko tadi supaya sukses,” jelas Cornelius Steven. 

Bagi Achmad Reza, project manager adalah person in charge (PIC) yang menjadi tulang punggung untuk mengurus project. Ia mengungkapkan, seorang project manager harus memahami metode project management, yaitu Agile dan Waterfall, di mana kedua metode tersebut memiliki risiko serta manfaat yang berbeda ketika menjalankan sebuah proyek tertentu. Adapun metode waterfall umumnya cocok digunakan untuk proyek yang lebih terorganisir dan memiliki tujuan akhir yang jelas. Sementara agile, lebih ideal untuk proyek yang berisiko tinggi atau sering berubah.  

Skill yang dibutuhkan untuk menjadi project manager 

Lantas, apa skill yang yang dibutuhkan untuk menjadi seorang project manager? Menurut Cornelius Steven, project manager memiliki role untuk menyampaikan value yang akan dihasilkan dari project atau bisnis yang dibangun. Oleh karena itu, skill yang paling dibutuhkan seorang project manager adalah kemampuan berkomunikasi yang baik. Tanpa komunikasi yang baik, project tidak akan berjalan dengan baik. 

“Jadi kalau ditanya project manager itu disuruh jadi expert apa, yang jelas bukan harus jadi expert coding, but it’s nice to have that’s skill. Namun, kamu harus expert dalam komunikasi,” ucapnya.  

Sependapat dengan Cornelius Steven, bagi Freddy Junevartius, menjadi seorang project manager tidak perlu ahli dalam segala bidang. Ia mengatakan, “Yang penting itu pede. Punya respect dan bangun bonding dengan tim. Kita juga harus mengatur tim untuk bisa menghasilkan goals achievements yang sama.” 

Selain komunikasi, Achmad Reza memandang kemampuan problem solving juga diperlukan seorang project manager. Sementara bagi Aminullah Thalib, kemampuan mendengarkan atau active listening juga menjadi skill yang dapat membantu project manager menangkap dan menyampaikan informasi dengan baik. 

“Mendengarkan untuk mengerti, bukan sekadar mendengarkan. Saya pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi, sedangkan saya adalah lulusan Teknik Sipil dan saya pasti tidak paham bidang telekomunikasi. Namun, tugas project manager adalah men-deliver project itu dengan menggunakan resource yang ada. Project manager mungkin tidak tahu secara detail, tetapi kita harus menjadikan produk ini jadi. Makanya kalau dia tidak mau mendengarkan, dia ditinggalkan atau menjadi salah,” ujar Aminullah Thalib. 

Manfaat memiliki sertifikasi dari PMI 

Sertifikasi dari PMI memiliki banyak manfaat, salah satunya dapat membantu untuk mempercepat perjalanan karier seseorang. Sertifikasi, kata Achmad Reza, juga menjadi modal yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki keahlian di bidang project management 

“Saya selalu bilang, kalau kamu mau beda dan unique, ambil sertifikasi. Itu yang membuktikan bahwa kita beda sama yang lain karena kita punya sertifikasi,” katanya. 

Senada dengan Achmad Reza, Cornelius Steven juga menilai bahwa sertifikasi menjadi nilai tambah bagi seseorang yang ingin melamar kerja. Pelamar akan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan panggilan interview oleh perusahaan ketimbang mereka yang tidak memiliki sertifikasi.  

Namun, ia berpesan, “Sertifikasi itu penting, tapi bukan segalanya. Karena ketika kalian show off di CV dan begitu interview kalian salah menjelaskan terkait project management, itu sudah dianggap red flag. Jadi hati-hati, it’s not only a skill that you have to match them, tapi harus kamu asah lagi.” 

Sebagai informasi, sertifikasi dari PMI yang dapat diperoleh sedari usia pelajar adalah Certified Associate in Project Management (CAPM®). Sertifikasi ini ideal untuk mereka yang baru memulai karier dalam manajemen proyek atau ingin menunjukkan pemahaman dasar tentang manajemen proyek. Adapun persyaratannya minimal memiliki gelar menengah seperti ijazah sekolah menengah atas, gelar associate atau setara, dan 23 jam pendidikan manajemen proyek. 

Selain Certified Associate in Project Management (CAPM®), PMI juga menerbitkan sertifikat lainnya, seperti Project Management Professional (PMP®), Program Management Professional (PgMP®), Portfolio Management Professional (PfMP®), PMI Agile Certified Practitioner (PMI-ACP®), PMI Professional in Business Analysis (PMI-PBA®), PMI Risk Management Professional (PMI-RMP®), dan PMI Scheduling Professional (PMI-SP®). 

Penyelenggaraan acara ini menjadi bukti nyata bahwa UPH membekali mahasiswanya terkait sertifikasi keahlian yang relevan, serta memastikan mereka memiliki kompetensi profesional yang diakui dalam industri. Dengan demikian, lulusan UPH tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan manajemen proyek yang mendalam, tetapi juga kredibilitas yang unggul dan diakui.  

Melalui berbagai program dan kegiatan, UPH terus berkomitmen untuk mempersiapkan mahasiswa agar menjadi lulusan yang takut akan Tuhan, kompeten, profesional, dan siap berdampak positif.