Magister Informatika UPH Jawab Solusi Kebutuhan Start-up lewat Talkshow ‘Business Cloud Cost Management’.

Pebisnis start-up dan online shop kian menjamur seiring dengan munculnya berbagai macam inovasi dan gagasan yang membantu peradaban manusia di era digital. Karena itulah, Magister Informatika Universitas Pelita Harapan (UPH) menyelenggarakan talkshow Business Cloud Cost Management dengan harapan dapat berbagi ilmu pengetahuan seputar cloud yang menjadi kebutuhan perusahaan start-up. Talkshow ini dihadiri oleh Dave Harry, S.Kom., M.Kom., Alumni Magister Informatika UPH, Chief Technology Officer (CTO) Netzme sebagai narasumber dan I Made Murwantara S.Si., M.Kom., Ph.D. (Ketua Program Studi Magister Informatika UPH, Peneliti Informatika, dan anggota IEEE) sebagai moderator. Talkshow yang terbuka untuk umum ini berlangsung pada Selasa, 21 Mei 2024. 

“Semua orang pasti berpikir ‘Ah saya nggak pakai cloud.’ Namun kita punya handphone ‘kan? Kita simpan file-nya di mana itu? di cloud ‘kan?. Di zaman digital ini masyarakat sangat dekat dengan teknologi dan komunikasi sehingga butuh ilmu Informatika. Itulah mengapa Magister Informatika UPH terbuka bagi setiap lulusan dari lintas jurusan, tidak harus dari Teknik Informatika.  

Lebih lanjut, Dave Harry juga menyatakan bahwa ilmu informatika sangat penting bagi kemajuan masyarakat modern. Ia yang telah menjabat sebagai CTO pun tetap menjalankan kuliah Magister Informatika di UPH. Menurutnya, “menjalani perkuliahan S2 di UPH sembari bekerja adalah investasi terbaik untuk saya. Sama sekali tidak overwhelmed.” 

Cloud System di Industri dan Bisnis Online 

Dave menjelaskan cloud system sangat mempengaruhi bisnis start-up, terlebih fintech. Ia juga menyampaikan bahwa regulator finansial seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia sudah memperbolehkan aktivitas penyimpanan data di cloud. “Kalau awal-awal kita harus beli server yang besar, sekarang start-up atau perusahaan baru bisa pakai cloud langsung untuk tes,” ungkap Pak Dave.   

Apa itu Business Cloud Cost Management? 

Berbicara cloud computing, Dave menyampaikan bahwa fokus dari segala definisi yang disebutkan Google maupun Amazon Web Services (AWS) adalah kata on demand, yaitu pemakaian sesuai dengan kebutuhan konsumen. Agar pemakaian tidak melebihi batas, konsumen harus mengetahui tentang business cloud cost management. 

Business cloud cost management merupakan proses untuk mengatur pengeluaran biaya cloud seminimal mungkin agar dapat memaksimalkan laba dari investasi bisnis. 

5 Tips Business Cloud Cost Management 

“Karena kita membahas cloud cost, jadi saya akan memberikan tips-tips practical,” ungkap Dave. Berikut adalah 5 tips untuk mengoptimasi biaya cloud menurut Dave: 

 1. Pelajari Cloud Financial Management (CFM). 

2. Gunakan opsi pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan. 

3. Hitung efisiensi pemasukan dan biaya pengeluaran perusahaan. 

4. Hindari pembelian yang tidak perlu. 

5. Analisis dan kelompokkan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan cloud; cari tahu apa layanan cloud yang membutuhkan biaya paling mahal. 

 

Selain itu, ia juga menyebutkan beberapa tools yang bisa digunakan untuk business cloud cost management, yaitu Cost Explorer di AWS, AWS Budget, dan Billing Reports di GCP. 

Mengapa Business Cloud Cost Management Penting untuk Dipelajari? 

Dalam diskusinya, Dave dan Made menjelaskan menyebutkan bahwa teknologi cloud amat dibutuhkan, mulai dari pengusaha start-up, pemilik online shop, rumah sakit, pendidikan e-learning hingga pengembangan AI. Business cloud cost management sendiri bermanfaat untuk menjaga biaya pengeluaran agar terukur dan menghindari cloud overused. 

Belajar Business Cloud Cost Management bersama Magister Informatika UPH 

Maraknya start-up dan bisnis online yang menggunakan sistem cloud menandakan cloud cost management adalah skill yang banyak dicari oleh perusahaan di era digital ini. Magister Informatika UPH menawarkan empat (4) program peminatan yang mampu membekali para mahasiswa untuk mahir di bidang tersebut, yaitu: 

  1. Medical Informatics 
  2. Artificial Intelligence 
  3. Cloud Computing and Blockchain Technology 
  4. Data Science 

Bersama tenaga pendidik berkualitas, Magister Informatika UPH memastikan lulusannya mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan persaingan global. Bahkan, Magister Informatika UPH juga telah membentuk Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Student Branch UPH pada September 2022. Melalui organisasi yang beranggotakan 420.000 orang dari 160 negara ini, mahasiswa Magister Informatika UPH dapat bergabung dan berdiskusi dengan praktisi dan akademisi di bidang teknik dari seluruh dunia.   

Dengan program pendidikan yang berkualitas, Magister Informatika UPH berkomitmen untuk membekali seluruh mahasiswa dengan topik yang relevan dengan tren dan perkembangan di industri. Mahasiswa UPH siap menjadi pemimpin yang takut akan Tuhan, kompeten, dan berdampak positif bagi masyarakat. 

 

Tentang Prodi Magister Informartika 

Magister Informatika UPH turut mengembangkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang teknologi informasi, guna mempersiapkan pemimpin yang siap menyongsong era industri 4.0. Magister Informatika menawarkan kurikulum komprehensif dengan 36 Satuan Kredit Semester (SKS) dan lama studi hanya 1,5 tahun. Prodi Magister Informatika UPH menawarkan empat bidang spesialisasi yaitu; Informatika Medis, AI, Komputasi Awan dan Teknologi Blockchain, serta Data Sains. Spesialisasi tersebut akan dilaksanakan melalui dua bentuk program pendidikan (track) yaitu kelas reguler (course work) dan kelas penelitian (by research). Khusus untuk kelas penelitian, metode pembelajaran akan dilakukan dalam bentuk research coaching, guna menunjang kebutuhan mahasiswa untuk waktu konsultasi penelitian yang lebih fleksibel.