2025
YMAC 2025: Kolaborasi Pemuda ASEAN untuk Keberlanjutan Lingkungan.

Sebagai bagian dari rangkaian Youth Model ASEAN Conference (YMAC) 2025 kolaborasi Universitas Pelita Harapan (UPH) dan Singapore Polytechnic (SP), para peserta mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperdalam pemahaman mereka tentang isu keberlanjutan lingkungan di kawasan ASEAN. Program ini tidak hanya menjadi wadah diskusi dan simulasi diplomasi, tetapi juga memberikan pengalaman langsung melalui kunjungan ke berbagai institusi dan komunitas yang berkontribusi dalam menciptakan solusi inovatif bagi tantangan perkotaan.
Tahun ini, YMAC 2025 menghadirkan serangkaian aktivitas yang berfokus pada tema “Environmental Sustainability in ASEAN: Smart Cities for Sustainable Urban Development.” Dengan menyoroti tiga aspek utama, yakni Urban Waste Management, Urban Health & Well-Being, dan Urban Mobility, peserta diajak untuk mengeksplorasi pendekatan nyata dalam mewujudkan kota yang lebih berkelanjutan.
Mengenal ASEAN Lebih Dekat
Dalam rangkaian YMAC 2025, para delegasi juga berkesempatan mengunjungi Kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai peran ASEAN dalam menangani isu-isu global, khususnya perubahan iklim dan tantangan kependudukan.
Dalam sambutannya, Lee Yoong Yoong, Director for Community Affairs Directorate, ASEAN Secretariat, menekankan peran penting pemuda dalam menjawab tantangan masa depan. “Kami mengapresiasi tema YMAC tahun ini dan generasi muda yang mau mendukung memberikan ide-ide solusi demi mewujudkan lingkungan yang keberlanjutan. Perubahan iklim dan over populasi tidak akan bisa kita hindari. Hal ini juga menjadi perhatian kami di ruang lingkup negara-negara yang tergabung dalam ASEN. Untuk itu, anak muda ASEAN harus mengambil peran untuk berinovasi mengembangkan ide demi ASEAN yang lebih baik,” sambutnya.
Peserta mendapatkan wawasan tentang kebijakan ASEAN terkait keberlanjutan lingkungan serta bagaimana negara-negara anggota bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini. Diskusi yang interaktif memberikan pemahaman mendalam bagi para delegasi tentang pentingnya kerja sama lintas negara dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Inovasi Berbasis Komunitas: Kunjungan ke Kelurahan Bencongan Indah
Sebagai bagian dari diskusi mengenai keberlanjutan lingkungan, para delegasi YMAC 2025 juga mengunjungi Kantor Kelurahan Bencongan Indah, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang untuk mempelajari lebih dalam tentang pengelolaan sampah di tingkat komunitas. ASEAN menghadapi berbagai tantangan terkait perkotaan seperti kemacetan, polusi, dan pengelolaan limbah. Oleh karena itu, kunjungan ini menjadi momen penting bagi peserta untuk memahami solusi inovatif dalam menangani masalah ini.
Salah satu proyek yang menarik perhatian delegasi adalah Eco-Paving Block, sebuah inovasi dari Fakultas Teknik Sipil UPH yang mengubah limbah plastik menjadi bahan bangunan yang ramah lingkungan. Dadang Sudrajat, S.Sos., MM., M.Si., Camat Kelapa Dua, menyambut baik kehadiran peserta YMAC dan menyoroti pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pengelolaan sampah.
“Program ini menjadi kesempatan bagi kami untuk berbagi pengetahuan sekaligus mendukung inisiatif UPH dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Bencongan Indah. Kami mengajak anak muda untuk berinovasi dalam mengubah limbah plastik menjadi produk bermanfaat, seperti yang telah kami lakukan dengan mengolahnya menjadi conblock,” ujarnya.
Lurah Bencongan Indah, Eka Chaedar Kusuma Wijaya, S.IP., M.Tr.I.P., juga turut menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menangani permasalahan lingkungan. Eka turut menyoroti bagaimana inisiatif seperti pengelolaan sampah plastik dapat menjadi solusi konkret untuk mengurangi dampak limbah di daerah perkotaan. Ia berharap semakin banyak generasi muda yang terlibat dalam program berkelanjutan demi menciptakan dampak positif yang lebih luas.
Sementara itu, Prof. Dr. Aazokhi Waruwu, ST., M.T., Guru Besar Teknik Sipil UPH sekaligus Ketua Tim Program Eco-Paving Block, menekankan bahwa inovasi ini merupakan solusi konkret bagi permasalahan lingkungan. “UPH berkomitmen memberikan solusi nyata dengan mengolah limbah plastik menjadi paving block. Upaya ini menjadikan hasil penelitian kampus sebagai bagian dari perubahan lingkungan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Salah satu Delegasi YMAC Daniel Chew De En, mahasiswa Singapore Polytechnic, membagikan kesannya tentang pengalaman ini. “Dengan pengetahuan baru tentang pengelolaan sampah, saya dapat mencari solusi inovatif saat kembali ke Singapura dan membagikannya kepada komunitas saya agar mereka juga bisa berkontribusi,” ujarnya.
Delegasi YMAC juga berkesempatan melihat langsung proses pembuatan Eco-Paving Block dan mendiskusikan potensi penerapan inovasi ini di berbagai negara ASEAN sebagai solusi untuk mengurangi dampak limbah plastik.
Selain mengunjungi Kelurahan Bencongan Indah, sebagian delegasi YMAC lain juga mengunjungi Jakarta Smart City Lab (JSC Lab) yang bertempat di Gedung Balai Kota DKI Jakarta dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat. Di JSC Lab, para delegasi diajak untuk mengenal lebih dekat tentang ragam inovasi yang dimiliki DKI Jakarta, termasuk superapps JAKI sebagai solusi mobilitas perkotaan yang berkelanjutan. Sementara, di CISDI para delegasi mempelajari bagaimana membuat kebijakan untuk mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan oleh faktor lingkungan.
Menutup YMAC 2025 dengan Harapan Baru bagi ASEAN
Rangkaian kegiatan YMAC 2025 berlangsung meriah dan ditutup dengan acara Closing Ceremony yang penuh dengan refleksi dan harapan bagi masa depan ASEAN. Dalam pidatonya, Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M. Eng., Sc., selaku Rektor UPH mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya YMAC 2025. “Terima kasih atas dukungan dan partisipasi dari luar negeri, terutama dalam membahas isu-isu lingkungan. Saya harap nantinya kita bisa terus bekerja sama untuk berkomitmen menuntaskan masalah lingkungan di dunia. Apa yang dihasilkan dari ide-ide di sini dapat dikembangkan lebih lanjut dan berkontribusi untuk masa depan dunia,” jelasnya.
Selain itu, H.E. San Lwin, Deputy Secretary-General (DSG) of ASEAN for ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC), dalam sambutannya turut menyoroti peran strategis generasi muda dalam menciptakan inovasi untuk keberlanjutan lingkungan. “YMAC 2025 memberikan pelajaran penting. Bonus demografi bagi ASEAN dan dunia adalah kesempatan besar untuk melahirkan ide-ide dalam isu lingkungan. Kalian adalah arsitek masa depan yang memiliki potensi untuk berinovasi dan mengembangkan solusi berkelanjutan bagi lingkungan ASEAN,” katanya.
Acara ditutup dengan presentasi hasil diskusi dari setiap kelompok kerja YMAC, yang mencerminkan komitmen pemuda ASEAN dalam menghadapi tantangan global melalui inovasi dan kolaborasi lintas negara. Semangat yang dibawa dari YMAC 2025 menjadi inspirasi bagi para peserta untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam menciptakan masa depan ASEAN yang lebih berkelanjutan.
Melalui YMAC 2025, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan wawasan global dan keterampilan diplomasi, tetapi juga didorong untuk menjadi pemimpin yang Takut akan Tuhan, unggul, dan siap berdampak positif bagi bangsa. Dengan nilai-nilai ini, diharapkan mereka dapat terus berkontribusi bagi masyarakat, membawa perubahan positif, serta menjadi generasi yang berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di ASEAN dan dunia.