FH UPH Raih Juara 3 di AKASA Law Fair 2025, Buktikan Ketajaman Analisis Hukum.

Kemampuan analisis hukum yang tajam dan pendekatan argumentasi yang terstruktur membawa Fakultas Hukum (FH) Universitas Pelita Harapan (UPH) meraih Juara Ketiga dalam AKASA Law Fair 2025. Kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PT Adikara Cipta Aksa ini mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai universitas di Indonesia dalam adu kecakapan hukum yang kompetitif. 

Tim FH UPH, yang diperkuat oleh Putu Davis Justin Thenata (2022), Beatrice Callista Yo (2024), dan Jesslyn Huga (2024), tampil impresif dengan penyusunan argumen yang sistematis serta strategi debat yang solid. Keberhasilan mereka tidak lepas dari dukungan tim riset yang berperan penting dalam penguatan materi hukum, terdiri dari Livia Cheryl Natasha (2024), Jesslyn Vircilya Chow (2024), Jennifer Christina Junycia (2024), dan Jason Matthew (2023). 

Kompetisi yang mengangkat tema “Optimalisasi Hukum untuk Pembangunan Berkelanjutan di Era Disrupsi” ini menyoroti pentingnya hukum yang adaptif di tengah pesatnya perubahan teknologi dan sosial. Dalam perjalanan menuju podium juara, tim FH UPH harus melewati babak penyisihan dan perempat final dengan mosi yang telah ditentukan, sebelum menghadapi tantangan debat tanpa persiapan panjang di semifinal dan final. 

Salah satu tantangan terbesar dalam kompetisi ini adalah sesi impromptu, di mana tim hanya memiliki waktu 30 menit untuk merancang argumentasi. Keterbatasan waktu menuntut ketajaman berpikir dan koordinasi yang cepat agar strategi yang disusun tetap efektif serta mampu menghasilkan argumen yang kokoh. 

“Ini pengalaman pertama kami menghadapi debat tanpa persiapan panjang. Dalam hitungan menit, kami harus menyusun strategi dan menyatukan ide secara cepat. Proses ini menantang, tetapi juga melatih ketangkasan berpikir kami. Kami belajar untuk tetap tenang dan fokus di bawah tekanan,” ujar Beatrice Callista Yo. 

Selain tantangan waktu, tim juga harus membahas isu-isu hukum yang kompleks. Salah satu topik yang diangkat dalam kompetisi ini adalah mengenai doktrin ‘piercing the corporate veil’ dalam tindak pidana korupsi.  Doktrin ini memungkinkan penegak hukum menembus perlindungan badan hukum perusahaan untuk menjerat individu yang menyalahgunakannya dalam tindakan melawan hukum. Tim FH UPH dituntut untuk menguraikan konsep ini secara komprehensif serta menyusun argumentasi yang tajam dan terstruktur dalam waktu yang singkat. 

“Kami harus memahami kasus dengan cepat dan mencari pendekatan hukum yang relevan. Ini menjadi tantangan besar karena setiap kasus memiliki kompleksitas tersendiri. Dengan analisis mendalam dan diskusi yang intens, kami bisa menyusun argumentasi yang solid. Pengalaman ini sangat mengasah kemampuan berpikir kritis kami,” kata Putu Davis, selaku ketua tim. 

Lebih dari sekadar meraih kemenangan, kompetisi ini memberikan pengalaman berharga bagi para peserta. Mereka belajar pentingnya berpikir cepat dan kritis dalam menghadapi dinamika hukum di era modern. 

“Lomba ini mengajarkan kami bagaimana hukum harus beradaptasi dengan perubahan zaman. Kami menyadari bahwa analisis yang tajam dan respons yang cepat sangat krusial dalam debat hukum. Selain itu, kami juga belajar bagaimana bekerja sama secara efektif dalam tim. Semua pengalaman ini sangat berharga bagi pengembangan keterampilan hukum kami,” ungkap Jesslyn Huga. 

Prestasi ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan penuh dari para dosen dan komunitas FH UPH. Tim mendapat arahan langsung dari Dwi Putra Nugraha, S.H., M.H., dan Dr. Christine Susanti, S.H., M.Hum., serta dukungan dari Pietro Grassio, S.H., M.Krim, Abraham Ethan Martupa, S.H., M.H., Justin Amadeus, S.H., Cherish Young, Marvino Nathanael Singgih, dan anggota Debate and Research (DARE Community) UPH. 

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa FH UPH bukan hanya tempat untuk belajar teori hukum, tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan berkompetisi di tingkat nasional. UPH akan terus mendorong mahasiswanya untuk menjadi pemimpin hukum yang takut akan Tuhan, unggul, dan siap memberikan dampak nyata bagi masyarakat.