Gelar ORVIS 2025, SLC UPH Ajak Mahasiswa Mengenal Peran NGO dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Kepedulian sosial adalah nilai penting yang perlu ditanamkan sejak dini, terutama bagi mahasiswa sebagai generasi penerus. Sebagai agen perubahan, mereka memiliki peran besar dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berempati. Untuk dapat memahami kebutuhan sesama, mahasiswa dapat berkontribusi melalui berbagai kegiatan sosial, baik melalui kegiatan sukarela, program pengabdian masyarakat, maupun inisiatif sosial lainnya. 

Salah satu wujud nyata kepedulian sosial ini adalah melalui Organization Visit (ORVIS) 2025, salah satu program kerja dari Service-Learning Community Universitas Pelita Harapan (SLC UPH) yang bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang peran Non-Governmental Organizations (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam membantu masyarakat. Dengan tema “Catalysts for Change: Youth in Action – Creating an Impact!”, acara ini berlangsung pada 21 Februari 2025, di Gedung Hope, UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang.   

SLC UPH adalah Unit Layanan Mahasiswa (ULM) di UPH yang berfokus pada pengembangan kepedulian sosial dan mendorong mahasiswa untuk berkontribusi melalui aksi nyata. Tahun ini, SLC UPH bekerja sama dengan HOPE worldwide Indonesia, organisasi kemanusiaan global yang telah berdiri sejak 1994 dan bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, serta tanggap bencana. Melalui ORVIS 2025, lebih dari 50 mahasiswa/i UPH angkatan 2023 dan 2024 diajak untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial, menumbuhkan empati, serta memahami pentingnya keberlanjutan dalam pengabdian masyarakat.   

Dalam sambutannya, Jocelyn Winona Lie selaku Ketua Acara ORVIS 2025 yang juga mahasiswi Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2023, berharap acara ini bisa menumbuhkan rasa cinta, empati, dan semangat melayani dalam diri para peserta. Ia meyakini bahwa pengalaman tersebut dapat menjadi awal dari perubahan yang lebih besar di masa depan. “Feel the love, feel the empathy, and feel the value of service,” ujar Jocelyn dengan penuh semangat. 

Section Head of Student Development and Alumni Engagement (SDAE), Hernawati Siahaan, M.Pd., turut memberikan sambutan. Ia menyampaikan bahwa mahasiswa yang hadir dalam acara ini merupakan individu yang siap memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Hernawati juga meyakini bahwa mereka akan menjadi calon pemimpin, pekerja sosial, atau pengelola NGO di masa depan yang berkontribusi dalam berbagai inisiatif sosial. Selain itu, ia menegaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam acara ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun kepedulian dan menjadi teladan bagi generasi berikutnya. 

Dalam sesi seminar dengan materi berjudul “A Guide to HOPE worldwide Indonesia”, Rio Rusminanto K, S.I.Kom. yang merupakan Head Coordinator sekaligus Country Manager HOPE worldwide Indonesia, berbagi kisah tentang berdirinya organisasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa HOPE worldwide Indonesia lahir dari kepedulian terhadap berbagai permasalahan sosial. Selain itu, Rio juga membagikan pengalamannya dalam menjalankan program “Hope Heroes Indonesia”, termasuk bagaimana kegiatan sederhana seperti office tour dapat memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat. 

Senior Advisor HOPE worldwide Indonesia, Charles M. Ham., turut membagikan kisah inspiratif. Ia menceritakan perjalanannya bersama organisasi tersebut, termasuk bagaimana mereka menangani manajemen bencana serta latar belakang berdirinya HOPE worldwide Indonesia.   

Salah satu kisah yang ia bagikan adalah bagaimana organisasi ini berawal dari inisiatif sederhana dengan menyediakan bahan makanan bagi warga di sekitar rel kereta api Mangga Dua, Jakarta Pusat. Dari aksi kecil tersebut, gerakan ini terus berkembang, termasuk menjangkau komunitas nelayan hingga mendirikan klinik di Muara Baru, Jakarta Utara. Perjalanan ini mencerminkan komitmen HOPE worldwide Indonesia dalam memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang membutuhkan. 

Charles juga menekankan pentingnya memiliki mentalitas yang tepat dalam melayani dan memberikan dampak bagi orang lain. Menurutnya, pelayanan sosial bukan tentang merasa lebih hebat atau berperan sebagai superhero, tetapi tentang sikap rendah hati, bersedia belajar, dan benar-benar memahami kebutuhan komunitas yang dibantu.   

“Kita tidak tahu sepenuhnya bagaimana kehidupan mereka. Karena itu, kita harus memiliki sikap belajar, karena ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari mereka,” ujar Charles.   

Ia juga membagikan alasan di balik keterlibatannya yang berkelanjutan di HOPE worldwide Indonesia. Bagi Charles, rasa syukur menjadi motivasi utamanya dalam melayani. Ia pun mengutip ayat Alkitab, Matius 25:40, yang menggambarkan esensi pelayanan: “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku.” Ayat ini mengingatkan bahwa setiap kebaikan yang diberikan kepada sesama sejatinya merupakan bentuk pelayanan kepada Tuhan. 

Kegiatan seperti ORVIS 2025 menjadi langkah nyata dalam menanamkan nilai kepedulian sosial di kalangan mahasiswa. Dengan terlibat langsung dalam aksi sosial, mereka tidak hanya belajar tentang tantangan yang dihadapi masyarakat, tetapi juga memahami arti sebenarnya dari pelayanan yang tulus. Diharapkan, mahasiswa dapat berkontribusi dalam berbagai inisiatif sosial di masa depan, serta menjadi agen perubahan yang membawa harapan dan perbaikan bagi masyarakat. 

UPH senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan unggul, guna mencetak lulusan yang takut akan Tuhan, profesional, dan berdampak positif bagi masyarakat.