2024
CTL Awards UPH 2024: Mengenal AI sebagai Bagian dari Transformasi Edukasi.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Center for Teaching and Learning (CTL) UPH mengadakan acara tahunan bagi para pengajar, yaitu CTL Awards. Tahun ini CTL Awards menghadirkan Seremoni penghargaan sekaligus seminar dengan tema “Generative AI in Education: Opportunities, Concerns, and Solutions” pada 29 Agustus 2024, secara hybrid di Gedung HOPE UPH
Teknologi Artificial Intelligence (AI) semakin dikenal di kalangan mahasiswa, sehingga para pengajar diharapkan terus mengikuti perkembangannya. Bersama Prof. Dr. Eng. Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom. Ketua Artificial Intelligence Cluster Research UI dan Kepala Laboratorium Intelligent Robotics and System (IRoS) Universitas Indonesia (UI), peserta diajak memahami peran generative AI dalam pendidikan, tanpa mengabaikan aspek etika.
Dalam sambutannya, Eric Jobiliong, Ph.D., Vice President Academic, Research, and Innovation UPH, menekankan pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi perkembangan teknologi, terutama bagi pengajar. Ia menyatakan, “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi manusia yang tidak mempelajari AI akan tergantikan. Dosen juga harus mau belajar, karena semua aspek kehidupan akan bersinggungan dengan AI.
Eric menambahkan bahwa seminar ini menjadi wadah pelatihan bagi dosen untuk memahami penggunaan AI. Ia berharap CTL Award 2024 semakin mendorong rasa ingin tahu peserta agar siap menghadapi tantangan teknologi masa depan.
Generative AI in Education
Teknologi AI tentunya telah mengubah banyak hal di sekitar manusia, baik cara belajar, bekerja, hingga dalam pengambilan keputusan. Di bidang edukasi, AI seringkali digunakan dalam pembelajaran yang bersifat personal, otomatisasi tugas harian, dan juga menyarankan gagasan dalam membantu mahasiswa mencapai potensi maksimalnya.
Melalui seminar yang diselenggarakan, Prof. Wisnu menjelaskan, “AI itu sedikit meniru intelegensi dari kemampuan manusia. Namun, generative AI juga memiliki kelemahan. Kelemahan generative AI adalah learning-nya dari data yang sudah ada.”
Dengan demikian, hasil dari AI masih bisa keliru jika datanya tidak diperbaharui, tetapi juga bisa melampaui kemampuan manusia apabila terus disuntikkan pengetahuan oleh user. “Dalam beberapa hal, kita sebagai pilotnya. AI adalah co-pilot,” tambahnya.
Prof. Wisnu menjelaskan bahwa peran AI dalam Learning Management System (LMS) mencakup berbagai aspek penting dalam pendidikan. AI memungkinkan sistem pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan mahasiswa, menyediakan bimbingan belajar cerdas, serta mengotomatisasi proses pemberian tugas, penilaian, dan umpan balik. Selain itu, AI juga berperan dalam pengembangan konten yang lebih efektif dan relevan, sehingga meningkatkan kualitas pengalaman belajar mahasiswa secara keseluruhan.
Prof. Wisnu juga menekankan bahwa integrasi AI dalam LMS mampu membuka peluang baru bagi dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi lebih kreatif.
“Integrasi AI dalam LMS bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga menciptakan peluang baru untuk kolaborasi yang lebih kreatif antara dosen dan mahasiswa. Dengan kemampuan AI menganalisis data pembelajaran, kita dapat merancang strategi pengajaran yang lebih tepat sasaran, memberikan umpan balik yang lebih cepat dan akurat, serta mengembangkan konten yang lebih dinamis dan relevan. Ini adalah langkah penting untuk menjawab tantangan pendidikan di era digital,” tambahnya.
Penggunaan AI untuk Pendidikan
Prof. Wisnu menjelaskan bahwa ChatGPT dan teknologi AI lainnya bisa digunakan dalam pengolahan data dengan menyesuaikan fungsi-fungsinya sesuai kebutuhan. Ia menegaskan bahwa peran manusia tetap menjadi yang utama dalam proses ini. Pentingnya verifikasi data oleh pengguna manusia menjadi penekanan utama agar hasil yang dihasilkan oleh AI tetap akurat dan dapat dipercaya.
Prof. Wisnu juga menyatakan bahwa penggunaan ChatGPT untuk tugas atau paper tidak perlu dihindari oleh mahasiswa. Namun, ia menekankan pentingnya melakukan parafrasa dan verifikasi agar karya tetap orisinal. Dengan demikian, karya mahasiswa tetap valid dan terhindar dari unsur plagiarisme
“Kita sebagai pengajar harus terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi agar bisa mengimbangi mahasiswa yang semakin cerdas dan melek teknologi,” jelas Prof. Wisnu.
Penghargaan CTL Award untuk Inovasi dan Transformasi Pendidikan
Setelah seminar, acara CTL Award 2024 dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada dosen dan fakultas yang telah berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui teknologi. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas dedikasi mereka dalam memanfaatkan platform digital, seperti Moodle, dan program micro-credential guna memperkaya pengalaman belajar mahasiswa di UPH. Berikut kategori penghargaan yang diberikan dalam acara ini:
- Most Engaging Course in Moodle: Solfeggio oleh Ibu Delicia Mendy dari Fakultas Musik.
- Study Program with the Most Course Development with CTL: Fakultas Keperawatan.
- Most Favorite UPH Micro-credential Course: Logistic and Supply Chain Management.
- Study Program with the Fastest, Most Accurate, and Most Active in Outcome-based Education Curriculum: Center for Foundational Education.
- Study Program with the Highest Percentage of Moodle Certification: Program Studi Manajemen UPH Kampus Surabaya.
Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi dosen dan fakultas untuk terus berinovasi serta melakukan transformasi teknologi dalam pendidikan. Dengan mengikuti tren terkini, UPH memastikan mahasiswa mendapatkan pendidikan yang relevan dan siap menghadapi tantangan era digital.
Acara CTL Award 2024 menjadi bukti nyata komitmen UPH dalam memajukan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan teknologi. Penghargaan ini mendorong seluruh sivitas akademika untuk terus berinovasi dan beradaptasi, menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif bagi mahasiswa. UPH berkomitmen melahirkan lulusan yang takut akan Tuhan, kompeten, unggul, dan berdampak positif bagi masyarakat.