28/04/2015 Uncategorized
description
Fakultas Hukum (FH) Universitas Pelita Harapan (UPH) mendapat kehormatan sebagai tuan rumah untuk pelatihan berskala internasional yang diselenggarakan PILnet, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Fakultas Hukum (FH) Universitas Pelita Harapan (UPH) mendapat kehormatan sebagai tuan rumah untuk pelatihan berskala internasional yang diselenggarakan PILnet: The Global Network for Public Interest Law, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis di New York, Amerika Serikat. PILnet merupakan organisasi dengan misi membangun jaringan global yang mengaktifasi, mendorong, dan menghubungkan semua pihak yang terlibat hukum dengan mengutamakan kepentingan umum. Strategi utama PILnet dalam mewujudkan misinya adalah melalui workshop untuk mengembangkan keahlian praktisi hukum, proyek pro bono atau relawan praktisi hukum dimana pengacara dapat menyediakan bantuan hukum secara gratis kepada pihak yang membutuhkan, serta pendidikan dan bantuan hukum bagi stakeholders dan mahasiswa. Acara ini juga bekerjasama dengan Baker & McKenzie, sebuah konsultan hukum ternama dunia dengan afiliasi di berbagai negara, salah satunya Hadiputranto, Hadinoto & Partners (HHP) di Indonesia.
Pelatihan berlangsung pada 27-30 April 2015, berlokasi di dua tempat yaitu UPH Karawaci dan kantor pengacara HHP, Sudirman, Jakarta Pusat. Peserta pelatihan merupakan 25 mahasiswa FH UPH yang telah lolos seleksi sesuai kriteria yang ditetapkan UPH dan HHP.
Dalam pelatihan ini HHP akan memberikan pelatihan yang berfokus pada praktik hukum di Indonesia. Setiap sesi pelatihan dilakukan dengan format yang sama, terdiri dari penjelasan singkat mengenai topik tertentu dan selanjutnya peserta dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan kasus hukum. Topik pelatihan diantaranya mengenai anti-korupsi, konflik kepentingan, isu kerahasiaan, dan isu penting lainnya yang terkait dengan dunia hukum. Selain itu, program ini juga membahas lebih detil mengenai peran pengacara, aturan hukum dan kiat mendampingi klien. Untuk sesi pengenalan etika hukum secara khusus disampaikan oleh Kathleen Clark, Profesor Riset bidang hukum di Washington University School of Law di Amerika Serikat yang juga masih aktif sebagai pengacara. Ia didampingi oleh Mohammad Fachri, partner HHP Indonesia.
Pentingnya etika bagi para praktisi hukum ditegaskan oleh Edwin kepada seluruh peserta. ?Etika yang kuat dalam praktik hukum dapat menciptakan hidup yang lebih baik melalui penegakkan hukum itu sendiri,? tegas Edwin yang juga seorang dosen hukum di Columbia Law School dan penerima American Bar Association?s International Human Rights Award pada 2009.
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat mengenal praktik hukum yang sebenarnya dan apa yang akan mereka hadapi sehari-hari, terlebih yang berhubungan dengan isu etika hukum. ?Profesi pengacara tidak berbeda dengan profesi lain di industri jasa dimana kita harus menangani klien dengan trust. Pengacara adalah profesi mulia jika dijalankan dengan tepat dan tidak menyalagunakan hukum itu sendiri. Intinya, pengacara haruslah humble to the clients,? tegas Mochammad Fachri, partner HHP Indonesia yang juga sebagai anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI).
Di akhir pelatihan akan dipilih dua peserta terbaik yang akan diberi kesempatan oleh PILnet untuk mengikuti 2015 Asia Pro Bono Forum, 23-24 Juni 2015 di Bangkok, Thailand. (el) |