29/04/2025 Achievements, MRIN-UPH
Sebagai institusi yang terus berkomitmen dalam pengembangan riset di bidang kesehatan, Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) terus menunjukkan kiprahnya di tingkat global. MRIN yang merupakan bagian dari ekosistem College of Health Sciences Universitas Pelita Harapan (UPH), mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Dua pencapaian penting yang berhasil diraih, yaitu menjadi anggota resmi International Pathogen Surveillance Network (IPSN) yang digagas oleh World Health Organization (WHO), serta mendapatkan dana hibah riset dari institusi asal Inggris, yakni The Academy of Medical Sciences.
Jadi Anggota Resmi IPSN WHO
IPSN merupakan jaringan global yang dibentuk oleh WHO Hub for Pandemic and Epidemic Intelligence dengan tujuan memperkuat sistem pemantauan patogen—mikroorganisme seperti virus dan bakteri penyebab penyakit menular. IPSN memanfaatkan teknologi genomik dan analisis data untuk memastikan setiap negara memiliki akses yang setara dalam mendeteksi serta merespons ancaman penyakit menular secara cepat dan akurat.
Dr. rer. nat. dr. Juandy Jo, M.Mol.Biol., selaku Executive Director MRIN, menjelaskan bahwa proses pengajuan keanggotaan IPSN dimulai sejak Maret 2024. MRIN melengkapi sejumlah persyaratan, termasuk persyaratan administrasi dan dokumen WHO’s Framework for Engagement of Non-State Actors (FENSA). Setelah melalui proses tersebut, pada 11 Maret 2025, MRIN resmi diterima sebagai anggota IPSN. Dengan bergabungnya MRIN sebagai anggota IPSN, diharapkan proses pemantauan dan respons terhadap penyakit menular di berbagai negara bisa dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.
“Kami merasa terhormat menjadi bagian dari IPSN dan mendukung visi bersama dalam memperkuat sistem pemantauan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Kami ingin mendukung komunitas global dalam membangun infrastruktur kesehatan masyarakat yang tangguh, serta mampu menghadapi tantangan penyakit menular yang terus berkembang,” ujar Dr. Juandy Jo.
Raih Hibah Riset Internasional untuk Pemantauan Gonore
Prestasi internasional lainnya ditorehkan MRIN melalui keberhasilannya memenangkan 2025 Academy of Medical Sciences Networking Grant Scheme dari The Academy of Medical Sciences, Inggris.
The Academy of Medical Sciences adalah lembaga ilmiah terkemuka di Inggris yang fokus mendukung kemajuan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Lembaga ini mendanai berbagai riset inovatif, mendorong kerja sama internasional, serta menjembatani ilmuwan dengan para pembuat kebijakan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dampak nyata yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di bidang kesehatan, baik di Inggris maupun secara global.
Hibah Riset Internasional tersebut diajukan MRIN, dipimpin oleh Dr. rer. nat. Ivet Suriapranata selaku salah satu Principal Investigator di MRIN, bersama dengan University of Oxford. Hibah tersebut juga akan melibatkan mitra lainnya, meliputi Pusat Riset Biologi Molekular Eijkman – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Jenderal Soedirman, dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Proposal riset bertajuk INDIGO: International Network Development in Indonesia for Gonorrhoea Surveillance diajukan sejak 23 Oktober 2024. Setelah melalui proses seleksi ketat, proposal ini berhasil memperoleh pendanaan sebesar £24,905.33 atau setara dengan Rp500 juta, yang akan digunakan untuk membangun jaringan pemantauan gonore di Indonesia selama periode 31 Maret 2025 hingga 30 Maret 2026.
Salah satu alasan utama keberhasilan ini adalah karena proposal riset INDIGO menawarkan pembentukan jaringan kerja sama yang kuat dan bersifat multidisiplin antara Inggris dan Indonesia, di mana melibatkan dokter, ahli biologi molekuler, dan ahli mikrobiologi. Selain itu, pemberi hibah juga menilai bahwa topik riset mengenai Gonore sangat penting karena sejalan dengan kebutuhan Indonesia untuk memperkuat sistem pemantauan penyakit menular seksual.
Melalui dukungan dana hibah ini, tim peneliti akan membangun jaringan riset untuk memantau penyakit gonore di Indonesia. Proyek ini akan berlangsung selama satu tahun, mulai dari 31 Maret 2025 hingga 30 Maret 2026. Selama periode tersebut, akan dilakukan berbagai kegiatan ilmiah seperti lokakarya, kunjungan antarpeneliti, serta pengembangan sistem pelaporan data yang menggunakan teknologi genomik.
Dr. Juandy Jo dan Dr. Ivet Suriapranata menyampaikan bahwa manfaat dari capaian ini sangat nyata bagi civitas academica UPH. Pertama, bertambahnya kegiatan penelitian tentang penyakit infeksi yang dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa dan dosen. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori di ruang kelas, tetapi juga dapat belajar langsung dari proses riset di laboratorium yang berstandar internasional.
Kedua, keikutsertaan dosen dalam penelitian menjadi kesempatan strategis untuk mengembangkan keahliannya. Terlibat langsung dalam proyek-proyek penelitian yang kompleks, juga akan meningkatkan kompetensi dosen, sekaligus memperkuat budaya riset di lingkungan UPH.
Lebih dari itu, keterlibatan dosen dalam capaian ini juga akan memperluas jejaring kolaborasi internasional. Melalui kerja sama dengan para ahli penyakit infeksi dari berbagai institusi, termasuk dari luar negeri, dosen-dosen UPH akan mendapatkan pengalaman internasional serta wawasan baru yang sangat berharga dalam pengembangan ilmu dan pengajaran.
“Dua pencapaian terbaru ini semakin menunjukkan kinerja dan kerja keras dari tim peneliti di MRIN untuk terus berkiprah di kancah penelitian internasional, terutama terkait penyakit infeksi,” ucap Dr. Juandy Jo yang juga merupakan dosen program studi (Prodi) Biologi UPH.
Dua capaian ini menegaskan semangat dan dedikasi tim peneliti MRIN dalam menghadirkan penelitian yang relevan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat dunia. Sebagai bagian dari College of Health Sciences UPH, MRIN terus membuktikan kiprahnya sebagai pusat riset unggulan, khususnya dalam penanggulangan penyakit infeksi. UPH senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan unggul, guna mencetak lulusan yang takut akan Tuhan, profesional, dan berdampak positif bagi masyarakat.