26/06/2018 Uncategorized
Diantara 2289 winisuda yang dilantik pada WISUDA UPH XXXIII yang berlangsung di hari ketiga, 9 Juni 2018, terdapat tokoh politik dan juga penggiat olahraga sepak bola Indonesia, Dr. Hinca Pandjaitan XIII, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga tel
![]() |
||
Diantara 2289 winisuda yang dilantik pada WISUDA UPH XXXIII yang berlangsung di hari ketiga, 9 Juni 2018, terdapat tokoh politik dan juga penggiat olahraga sepak bola Indonesia, Dr. Hinca Pandjaitan XIII, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang juga telah dilantik sebagai Anggota Komisi III DPR-RI sebagai lulusan Doktor Hukum UPH. Pada kesempatan tersebut, ikut pula dalam jajaran winisuda UPH, anaknya Qanszelir Gabriel Bataranotti Pandjaitan XIV, S. Sos., sebagai lulusan Hubungan Internasional (HI) UPH.
Momen ini menjadi unik karena keduanya dilantik bersamaan, walaupun Dr. Hinca sendiri sebenarnya telah menyandang gelar Doktor sejak 2011 setelah lulus dari sidang Doktor Hukum dengan meraih IPK 3.97. Namun ia rela menunda 7 tahun momen wisudanya untuk bisa lulus bersama anaknya, Qanszelir, yang menurutnya menjadi salah satu bukti cintanya kepada anak tanpa berbentuk materi.
Bagi Dr. Hinca, UPH mampu memiliki sistem pendidikan yang mampu memfasilitasi kekhususan minat yang dimiliki para mahasiswanya.
?Sebagai awal, alasan saya memilih Doktor Hukum UPH karena saya menggeluti bidang sport, dan waktu itu bidang ilmu hukum di di bidang sport atau yang disebut Lex Sportiva (implementasi undang-undang olahraga antar bangsa) belum ada dalam studi doktor hukum universitas mana pun. Singkat cerita saya memilih UPH karena saya memandang UPH menempatkan kerangka sport sebagai salah satu yang dianggap penting. Tidak heran UPH memiliki lapangan sepak bola, renang, gym, dan fasilitas olahraga lainnya. Jadi saya lihat UPH merupakan kampus modern dan visioner ke depan,? ungkap Dr. Hinca. |
||
?Filosofi sebagai pelita dan menekankan kebenaran kitab sudi meyakinkan saya bahwa UPH tidak hanya mengajarkan mahasiswanya mencari pengetahuan, tapi juga mencari kebenaran yang sejati melalui kitab suci. UPH betul menjadi ?pelita? yang mengembangkan harapan? jelas Dr. Hinca.
Bagi Dr. Hinca terpanggil menjadi orang yang menggeluti politik harus memiliki fondasi kokoh. Alasan ini juga yang membuatnya memperkaya wawasan dengan berkuliah di UPH, sehingga ketika terjun di dunia politik ia mampu mengaplikasikan pengetahuannya dengan tepat dan berdampak bagi orang lain.
Sejalan dengan ayahnya, Qanszelir sebagai lulusan HI UPH yang lulus dengan IPK 3.77 ini juga memandang bahwa orang yang terdidik tidak hanya sekedar lulus tapi harus mampu berdampak. |
||
?Ketika saya datang di UPH saya melihat fasilitas yang luar biasa baik. Ditambah memang dirinya tertarik dengan kebijakaan yang ada di negara-negara dunia, dan ketika melihat adanya Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional di UPH saya merasa itu adalah prodi yang sudah saya sangat inginkan. Dan ketika sudah menjadi mahasiswa, menurut saya apa yang ada sudah memenuhi ekspektasi saya, terutama para dosen yang begitu memiliki passion dan berkompeten di bidangnya. Terlebih di UPH ada guru besar HI, Prof. Aleksius Jemadu. Saya sangat bangga bisa menjadi seorang almuni strata 1 ilmu hubungan internasional UPH dengan prestasi pribadi yang bisa saya raih dengan baik. Saya juga bangga bisa berkuliah di UPH yang memiliki fasilitas, sumber tenaga kerja dan pengajar, management, dan jaringan yang sangat baik.? (mt) |
||
![]() (ka-ki) Qanszelir dan Dr. Hinca, Anak dan Ayah yang Diwisuda Bersamaan di UPH
|
UPH Media Relations
|