‘World Post Graduate Expo’ (WPG) 2018 di gelar Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti sebagai puncak perayaan Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional).
![]() Peresmian Pembukaan World Post Graduate Expo dengan Pemotongan Pita oleh Menteri Nasir (tengah) Didampingi Dino Patti Djalal (kanan)
|
||
‘World Post Graduate Expo’ (WPG) 2018 di gelar Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti sebagai puncak perayaan Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional). Acara ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) dari tanggal 12-13 Mei 2018 diikuti lebih dari 52 institusi pendidikan, baik dari perguruan dalam negeri maupun luar negeri seperti dari Malaysia, Eropa, Australia, Taiwan, New Zealand, Jerman, dan lainnya. Hadir dalam pembukaan pameran Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir bersama Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti yang juga sebagai Ketua Panitia Hardiknas 2018. Usai meresmikan pameran, Menristekdikti dan rombongan pejabat melakukan kunjungan ke booth setiap perguruan tinggi yang hadir.
Dalam kesempatan tersebut UPH menjelaskan pemanfaatkan teknologi digital melalui program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk berkontribusi dalam mecerdaskan bangsa dan memberikan akses yang lebih luas kepada berbagai pihak untuk dapat memperoleh pendidikan tinggi yang berkualitas tanpa dibatasi oleh jarak, waktu dan profesi. Untuk UPH sendiri PJJ atau lebih dikenal dengan Online Learning dianggap sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di era digital. Melalui model belajar jenjang strata 1 (S1) dengan kurikulum dan tenaga pengajar teruji yang dilakukan dengan sistem online, tanpa perlu tatap muka. Di UPH program Online Learning ini tersedia untuk program Studi (Prodi) Integrated Marketing Communication (IMC). |
||
|
||
Selain hal tersebut, Menteri Nasir juga menyinggung mengenai prestasi ilmuwan Diaspora Indonesia yang sukse di luar negeri. Dimana menurut beliau para ilmuwan ini harus dapat diajak untuk berkontribusi membangun bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui kolaborasi riset, seperti yang dilakukan melalui program ‘World Class Professor’ (WCP). Sejalan dengan Menteri Nasir, Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti menyatakan bahwa WCP dapat menjadi jembatan para ilmuwan untuk bekerja sama dengan dosen dalam negeri untuk hasilkan publikasi internasional. Di sisi lain, yang menjadi fokus bagi pendidikan Indonesia juga masih dibutuhkannya lulusan Doktor. Untuk menunjang kebutuhan ini, pemerintah memiliki program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) untuk menghasilkan dosen berkualifikasi dosen. Selain Menteri Nasir dan Dirjen Ghufron, pada pembukaan ini juga hadir Dino Patti Djalal, Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia memberikan pesan bagi para dosen. |
||
|
||
Selain sambutan dan kunjungan Menteri, pameran ini juga dimeriahkan dengan penampilan menarik seperti tarian kontemporer, lenong Betawi, paduan suara, launching aplikasi teknologi untuk Asosiasi Dosen Indonesia, dan launching ‘e-learning’ atau “Hybrid Learning’ melalui Sistem Pembelajaran Daring (SPADA). Diharapkan publik dapat memanfaatkan semaksimal mungkin acara ini untuk mendapat informasi seputar perguruan tinggi. Acara ini juga dikatakan sebagai salah satu wujud kolaborasi sektor privat dalam memberi informasi pada publik. (mt/Siaran Pers Kemenristekdikti). |
||
|
||
UPH Media Relations
|