13/04/2018 Uncategorized
Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil kembali menghadirkan rangkaian acara tahunan mereka, Civil Engineering Week (CEW) 2018 pada 2-6 April 2018
![]() Para Mahasiswa dari Beragam Universitas Membangun Struktur Bangunan dalam Lomba ERBC
|
Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil kembali menghadirkan rangkaian acara tahunan mereka, Civil Engineering Week (CEW) 2018 pada 2-6 April 2018 di Kampus UPH Lippo Village dengan mengadakan beragam kegiatan, mulai dari seminar yang diadakan di dua lokasi kampus utama yang berlokasi di Lippo Village Tangerang, dan kampus Pasca sarjana yang berlokasi di Plaza Semanggi Jakarta, hingga kompetisi tingkat nasional antar universitas. Tahun ini CEW hadir dengan tema Peningkatan Daya Saing Konstruksi Indonesia.
?Tema ini kami pilih dengan alasan karena sejalan dengan program pembangunan Presiden RI Joko Widodo. Dimana melalui rangkaian acara ini kami berharap dapat memunculkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni secara kompetensi, mengetahui perkembanagn, permasalahan, dan topik hangat di industri teknik sipil melalui Seminar, Workshop dan Lomba,? jelas Christopher Wikho, Mahasiwa Teknik Sipil 2015 yang juga menjadi Ketua Acara CEW 2018.
Selain memberikan pembekalan dari para pakar di bidang konstruksi, panitia CEW 2018 juga menyelenggarakan kompetisi yang relevan dengan tantangan yang harus dihadapi dunia konstruksi saat ini yaitu terkait daya tahan konstruksi melalui Earthquake Resistant Building Competition (ERBC). Kompetisi ini memberikan tantangan bagaimana peserta harus merancang bangunan tahan gempa. Lomba ini diikuti oleh kalangan mahasiswa yang datang dari 5 universitas terdiri dari 7 kelompok dengan total 28 peserta lomba.
Penilaian untuk kompetisi ini didasarkan pada bagaimana kekuatan bangunan dalam menahan beban, rasio beban bangunan terhadap beban dan desain. Para juri yang hadir melakukan tes dengan menggunakan alat simulasi gempa.
Dari seluruh tahapan, kompetisi ini akhirnya dimenangkan oleh Univeristas Pancasila sebagai juara ke-1, Universitas Indonesia juara ke-2, dan STT Garut juara ke-3.
Menurut Guru Besar Manajemen Konstruksi UPH, Manlian Ronald A. Simanjuntak, kompetisi yang ini diperuntukkan bagi Mahasiswa S1 Teknik Sipil, dalam kapasitasnya untuk mengenal karakter gempa, mempelajari peta gempa, mempelajari karakter bangunan gedung yang mampu menahan beban (mati dan hidup), dan menguji keandalan bangunan gedung dalam merespon gempa yang terjadi. Hasil kajian tidak menjamin untuk suatu bangunan gedung atau karya konstruksi mampu menahan gempa, karena besar dampak gempa tidak dapat diprediksi. Kompetensi awal di atas seharusnya dimiliki oleh para mahasiswa S1 Teknik Sipil.
Tentunya ada beberapa pengetahuan dasar yang harus dikuasai untuk mempu mengerjakan tantangan dalam kompetisi ini. Prof. Manlian menyebutkan beberapa diantaranya seperti pengetahuan dasar tentang Desain suatu bangunan gedung/karya konstruksi, pengetahuan dasar tentang Lingkungan secara khusus tentang ilmu tanah, air, pengetahuan tentang Bahan Konstruksi Bangunan Gedung/Konstruksi, pengetahuan tentang Manajemen Risiko, dan pengetahuan tentang Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi.
?Pengetahuan tersebut sudah diajarkan di Teknik Sipil program S1 UPH,? jelas Prof. Manlian. Namun yang lebih penting tujuan dari kompetisi ini sesungguhnya untuk menciptakan “KOLABORASI” antar institusi. Dengan demikian dapat terjalin jejaring Prodi dan keilmuwan dalam bidang Teknik Sipil, menciptakan kolaborasi akademik antar Perguruan Tinggi, menyampaikan kepada publik keunikan Prodi Teknik Sipil UPH, dan menjadi jalan juga untuk memperkenalkan program Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi UPH. (mt/rh)
|
![]() Pengujian Ketahanan Struktur Bangunan
|