NEWS & PUBLICATION

Memahami dan Mengelola Depresi: Menghidupi Hidup Berkelimpahan

20/03/2012 Uncategorized

Memahami dan Mengelola Depresi: Menghidupi  Hidup Berkelimpahan

Kesal, sedih atau murung, dan depresi adalah beberapa variasi suasana hati. Perasaan kesal bisa menyebabkan gangguan awal pada seseorang.

 
Lebih dari 100 peserta mengikuti seminar termasuk mahasiswa Fakultas Psikologi, dosen dan staff, serta guru-guru SMA.
 
 
Kesal, sedih atau murung, dan depresi adalah beberapa variasi suasana hati. Perasaan kesal bisa menyebabkan gangguan awal pada seseorang. ?Ketika beberapa kekesalan terjadi, itu bisa menimbulkan suasana hati tidak bahagia,?  kata Dr. Phyllis Prout, seorang pakar psikologi klinik, dalam seminar yang diadakan Fakultas Psikologi UPH, Selasa (20 Maret 2013) dengan tema ?Memahami dan Mengelola Depresi: Menghidupi Hidup Berkelimpahan.? “Ketika ketidakbahagiaan terus ada bersama kita, kita mungkin akan merasa putus asa,” tambahnya. Hal ini dapat mengarah kepada awal depresi.

Menurut Prout, untuk mengatasinya kondisi seperti itu, kita harus dapat mengelola suasana hati. ?mengelola suasana hati atau menjalani hidup yang berkelimpahan seperti yang dikatakan Tuhan Yesus adalah sesuatu yang dapat kita lakukan,” jelasnya. Untuk mengalahkan kesedihan, ia memberikan resep ?SPICE.?  Yaitu Abbreviation of spiritual (kognitif spiritual), Physical (fisik), Interpersonal (hubungan dengan sesama), Cognitive (cara berfikir), dan Emotional (perasaan).

 
Spiritual berarti hidup dipimpin Roh Allah. Termasuk dalam beribadah, bermasyarakat, pelayanan dan akuntabilitas kita. Untuk mengelola suasana hati, sebagai bagian dari masyarakat, kita tidak harus memisahkan diri dari orang lain. Jika kita menjadi serigala di tengah manusia, kita ada dalam bahaya, katanya. Mewujudkan misi kita dalam hidup bisa menjadi salah satu cara mengelola suasana hati. Untuk mewujudkan hal ini, kita harus mencari tahu apa yang Tuhan ingin kita lakukan dalam hidup. Akuntabilitas mengacu pada orang-orang yang mendorong kita ke garis finish.
 
Dalam aspek fisik, kita harus sehat. Berolahraga, pola makan, dan istirahat adalah beberapa cara yang dapat dilakukan. Aspek interpersonal memungkinkan kita tahu bahwa kita milik bersama. Seseorang membutuhkan hubungan dengan orang lain untuk mempertahankan suasana hati. Dalam aspek kognitif, orang perlu untuk mengevaluasi pikiran. Pikiran negatif harus dihindari karena sering tidak benar dan menjebak kita ke dalam perasaan rendah. Cara kita berpikir mengarah ke cara kita merasa, Prout mengingatkan. Aspek emosional memungkinkan kita untuk memahami perasaan.
 
Depresi, meskipun sering tidak diakui atau disadari, adalah penyakit serius. Ini bukan hanya merasa sedih atau “murung. Orang-orang dengan depresi merasa sulit untuk melakukan kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia menempatkan depresi sebagai penyebab kecacatan. Depresi disebabkan oleh dua aspek, stres dan aspek genetika. Beberapa risiko yang dapat menyebabkan depresi meliputi faktor keluarga, faktor situasional, faktor fisik, dan faktor kimia.
 
Untuk dapat membantu seseorang yang depresi, seseorang harus memahami bahwa pemulihan membutuhkan bantuan. Pihak-pihak yang dapat membantu bisa dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan dan psikologi. (dee)
UPH Media Relations