NEWS & PUBLICATION

Penciptaan dan Evolusi

20/07/2010 Uncategorized

Penciptaan dan Evolusi

Salah satu penyebab menurunnya keterlibatan pemuda Kristen di gereja-gereja negara barat adalah menyebarnya sekularisme, materialisme, rasionalisme atau hal-hal sejenisnya di masyarakat.

Salah satu penyebab menurunnya keterlibatan pemuda Kristen di gereja-gereja negara barat adalah menyebarnya sekularisme, materialisme, rasionalisme atau hal-hal sejenisnya di masyarakat.

 

Salah satu penyebab menurunnya keterlibatan pemuda Kristen di gereja-gereja negara barat adalah menyebarnya sekularisme, materialisme, rasionalisme atau hal-hal sejenisnya di masyarakat. Dalam dunia pendidikan dan sains, ide-ide ini sering menggunakan konsep yang umum diketahui dengan nama Evolusi Darwin. Dari tingkat SD hingga SMA, konsep ini sering diselipkan (sering atas nama ilmu pengetahuan) dan akhirnya mempengaruhi realibilitas pengetahuan dan iman akan Tuhan dan penciptaan, seperti yang ditulis di Alkitab. Tidak heran di Amerika, 60%-80% pemuda tidak pergi ke gereja setelah mereka selesai dari SMA. Ketika mereka ditanyakan mengapa, kebanyakan jawabannya adalah ide-ide evolusi yang diajarkan di sekolah telah mempengaruhi mereka untuk berpikir bahwa tidak ada Tuhan. Hal ini akhirnya membawa generasi tersebut merasakan bahwa hidup tidak ada tujuannya sama sekali. Penjelasan ini diantarkan oleh David Catchpoole, B.Ag.Sc. (Hons), Ph.D., seorang fisiologis penciptaan tanaman (CMI-Australia), di seminar umum yang diadakan di UPH pada hari Rabu, 7 Juli 2010.

Di alam bawah sadar, Teori Darwin tentang evolusi telah memberi dampak kepada kehidupan orang serta pendidikan di dunia, termasuk juga di Indonesia. ?Sejauh ini, orang-orang memiliki pandangan berbeda mengenai teori evolusi. Beberapa orang bahkan beranggapan bahwa teori tersebut tidak diaplikasikan untuk ilmu di luar biologi. Akan tetapi, bila kita lihat, teori tersebut mempengaruhi semua ilmu kemanusiaan,? kata Inswati Cahyani, dosen biologi di Teacher College yang juga terlibat dalam penyelenggaraan seminar ini.

Ide evolusi yang sering dikelompokkan menjadi ?sains? sering menciptakan kebingungan dan ?kontradiksi? untuk Kristiani. David menjelaskan beberapa contoh interpretasi ilmiah yang diambil dari penemuan fosil, dinosaurus, dan umuru bumi. Ia menunjukkan perbedaan ketika fakta ilmiah diinterpretasikan secara sekuler dan Alkitab. Dalam seminar ini, ia juga memperkenalkan buku ?Answering Questions about The Creation of the Universe? (Menjawab Pertanyaan tentang Penciptaan Alam Semesta) dan juga buku ?Stones and Bones? (Batu dan Tulang). Kedua buku tersebut diterjemahkan ke Bahasa Indonesia untuk membantu umat Kristiani di Indonesia mendapatkan jawaban yang benar mengenai isu evolusi-penciptaan menurut sudut pandang Alkitab.

?Seminar ini bertujuan sebagai media untuk membahas isu-isu kontroversial yang menyelimuti penciptaan-evolusi. Namun, seminar ini juga ingin menunjukkan bahwa Alkitab dan sains sejati tidak pernah mengkontradiksi satu sama lain,? jelas Inswasti. ?Seminar ini penting baik bagi staff maupun pelajar sehingga ilmu dan iman bisa diintegrasikan,? tambahnya. (ros)

 

UPH Media Relations