youtube_id
Indonesia merupakan negara yang rawan gempa bumi karena bertemunya tiga lempengan yang masih aktif bergerak sampai sekarang.
Harianto Hardjasaputra menjelaskan gambar desain Werner Sobek ke pengunjung pameran.
Indonesia merupakan negara yang rawan gempa bumi karena bertemunya tiga lempengan yang masih aktif bergerak sampai sekarang. Hal ini bisa diketahui melalui ilmu geologi, namun permasalahannya adalah terjadinya gempa bumi tidak bisa diprediksi secara tepat. Karena itu, dalam merancang sebuah bangunan, konstruksi harus diciptakan dengan ketahanan terhadap gempa.
?Pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional ? BSN telah menciptakan Standar Nasional Indonesia ? SNI untuk bangunan tahan gempa. Setiap arsitek yang ingin membangun bangunan harus mengikuti standar ini,? kata Harjanto Hardjasaputra, ketua komite pameran Werner Sobek, Merancang Masa Depan.
Standar bangunan tahan gempa dirumuskan selama beberapa tahun dengan kesepakatan yang melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang. Dalam SNI ini, Indonesia terbagi menjadi 6 daerah gempa bumi di mana daerah nomor 1 adalah daerah yang paling rawan terhadap gempa dan nomor 6 adalah daerah yang memiliki resiko terkecil untuk gempa.
?Jadi konstruksi bangunan di Padang bisa tidak sama dengan yang ada di Jakarta karena di Padang adalah daerah satu sementara Jakarta adalah daerah tiga. Pembagian zona gempa bumi ini akan mempengaruhi struktur bangunan,? tambah Harianto yang juga bertugas sebagai Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pelita Harapan.
Bangunan yang baik adalah bangunan yang memiliki konsep yang baik untuk mengikuti SNI bangunan tahan gempa dari pemerintah. ?Bila gempa bumi terjadi, sebuah bangunan bisa mengalami kerusakan namun jangan sampai runtuh atau hancur sepenuhnya. Hal ini dimaksudkan agar semua orang di dalamnya bisa selamat,? kata Harianto. (cynruslan)
UPH Media Relations
