17/02/2009 Uncategorized
button_text
Tim mahasiswa dari Fakultas Hukum UPH akan mewakili Indonesia di Phillip C. Jessup International Moot Court Competition di Washington DC dari 23 Maret sampai 28 Maret.
Tim mahasiswa dari Fakultas Hukum UPH akan mewakili Indonesia di Phillip C. Jessup International Moot Court Competition di Washington DC dari 23 Maret sampai 28 Maret.
Bersama dengan juara pertama dari Universitas Indonesia, mahasiswa UPH akan mewakili negara di kompetisi bergengsi yang menarik 500 peserta dari sekolah hukum di seluruh dunia.
Tim UPH dikepalai oleh mahasiswa semester 7, Junianto James Losari. Team ini meraih posisi runner-up pertama di kompetisi tingkat nasional yang barus saja diadakan.
Peraih nasional terbaik Indonesia di kompetisi ini merupakan finalis di kompetisi tahun lalu. Salah satu pembicara dari Universitas Indonesia juga terpilih sebagai Pembicara terbaik ketiga.
Kepala juru bicara UPH, Losari, mengatakan meskipun ini pertama kalinya UPH bergabung dalam kompetisi internasional, targetnya adalah untuk masuk ke putaran final dan juga meraih posisi dalam 50 besar untuk kategori pembicara terbaik.
Tim UPH menghabiskan waktu empat bulan untuk mempersiapkan kompetisi tingkat nasional di mana mereka melakukan diskusi dan argumentasi intensif serta terlibat dalam simulasi dengan pengacara profesional.
?Kami akan mengadakan persiapan yang lebih intensif lagi untuk kompetisi internasional,? tambah Losari saat wawancara dengan CampusAsia.
The Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition merupakan kompetisi moot court terbesar di dunia dengan peserta yang datang lebih dari 80 negara.
Kompetisi ini merupakan simulasi dari perseteruan fiksional antar negara di hadapan International Court of Justice, badan hakim dari Persatuan Bangsa-Bangsa.
Tim dari setiap sekolah diminta untuk mempersiapkan pembelaan lisan dan tertulis yang mendebatkan baik pihak pengaju maupun tertuduh di kasus ini.
Ribuan mahasiswa hukum dari seluruh dunia akan bekerja selama setahun penuh untuk Jessup Problem tahun ini yang akan membahas kekuatan dan kekuasaan dari International Court of Justice dan juga isu hukum internasional lainnya.
Kebanyakan mahasiswa harus bertanding terlebih dahulu di putaran nasional dan regional (biasa diadakan dari Januari-Maret) untuk meraih hak melanjutkan ke kejuaraan dunia Shearman & Sterling International Rounds yang diadakan setiap musim semi di Washington, D.C.
The 2009 Shearman & Sterling International Rounds yang akan diadakan dari 22 Maret sampai 28 Maret 2009 juga menandakan Perayaan 50 Tahun Jessup Competition.
Sementara itu, Prof Dr Bintan Saragih, Dekan Fakultas Hukum UPH menjelaskan kemenangan tim UPH di kompetisi tingkat nasional merupakan hasil dari kerja keras para mahasiswa.
Mereka membentuk timnya sendiri dari awal, katanya sambil menambahkan ia telah melihat proses yang luar biasa dalam penampilan para mahasiswa.
Ketika pertama kali mahasiswa UPH bergabung dalam kompetisi ini, mereka tidak dapat menang. Di tahun selanjutnya, mereka meraih peringkat keenam di kompetisi nasional.
?Lalu diikuti dengan peringkat keempat selama dua kali. Dan tahun ini, kita adalah runner-up pertama,? kata dekan.
Prof. Saragih juga bangga akan generasi baru yang bergabung dalam kompetisi moot court global. Ia mengatakan bahkan mahasiswa sampai menyewa rumah untuk para senior agar dapat melatih juniornya.
?Alumni Sekolah Hukum UPH telah bekerja dengan luarbiasa selama setahun ini. Para alumni kita terpilih sebagai ketua untuk putaran nasional 2009,? kata Prof. Saragih.
Ia percaya hal ini juga menjadi bagian dari usaha universitas untuk mengimplementasi praktek akademi terbaik.
Dekan juga mengatakan untuk kegiatan ini, mahasiswa akan mendapat dukungan penuh dari fakultas selain bantuan finansial, ?dan tentu saja doa.?
Moot Court adalah simulasi dari jalnnya sebuah persidangan. Terdapat dua pihak ? pihak pengaju dan terutuduh. Pembicara dari kedua tim diposisikan sebagai agen dari keduabelah pihak.
Menurut Loasari, lomba ini hanyalah kegiatan di luar kampus. Meskipun demikian, ?UPH sedang mempertimbangkan untuk memasukkannya ke dalam kurikulum,? kata kapten UPH, sambil menambahkan bahwa beberapa universitas di luar negeri telah memasukkan kegiatan ini ke kurikulumnya. Contohnya adalah The National University of Singapore.
Pricilla Halim, salah satu anggota tim, mengatakan ia mendapatkan banyak pengalaman dengan bergabung ke dalam tim. ?Kamu bukan mahasiswa fakultas hukum kalau belum bergabung di Moot Court,? katanya.
Anggota lain di tim UPH adalah Nenda Inasa Fadhilah dan Johan Kurnia. Sekolah Hukum UPH akan mengirimkan tim lainnya untuk mewakili Indonesia di ajang kompetisi di Florida mewakili Asia Tenggara.
Prof. Saragih mengatakan tim ini akan bertanding di kontes internasional yang akan membahas isu lingkungan.
UPH Media Relations